READNEWS.ID, JAKARTA – Batu giok adalah salah satu dari jenis batu permata yang di dalamnya terdiri dari banyak unsur mineral dan banyak ditemukan serta digunakan oleh masyarakat bangsa timur (Tibet, Tiongkok dan Birma) selama beribu-ribu tahun.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan tehnologi, batu giok mulai diubah menjadi berbagai macam perhiasan, kalung, gelang, anting, cincin hingga furnitur.
Dari sekian banyak varian warna batu giok mulai dari hijau hingga merah, putih, coklat, lavender, ungu, dan oranye, namun batu giok yang berwarna hijau yang paling banyak dicari orang karena batu giok hijau ini melambangkan kesejahteraan, umur panjang, dan khasiat penyembuhan.
Dari segi pengobatan banyak orang percaya bahwa batu giok dapat memperlancar peredaran darah, menghindari serangan jantung, menghilangkan racun, meningkatkan imun, dan meningkatkan metabolisme.
Mitos di kalangan masyarakat tradisional, batu giok juga diyakini dapat menangkan energi negatif seperti guna-guna, sehingga batu giok banyak dipakai oleh ibu hamil dan anak-anak yang dianggap rawan terkena gangguan energi negatif.
Dan percaya atau tidak, batu giok seringkali dianggap sebagai penarik keberuntungan dan juga penyelamat.
Tidak sedikit orang yang menjadikan batu giok sebagai jimat dan menyimpannya di dalam kain atau cincin untuk dibawa ke manapun.
Dalam kehidupan dan kebudayaan Tiongkok kuno, Selain dipergunakan untuk membedakan klas status sosial dan kekuasaan seseorang, Batu giok di percaya dapat menciptakan keseimbangan (Yin dan Yang) antara baik dan buruk, antara energi positif dan negatif di dalam tubuh.
Kepercayaan masyarakat terhadap batu giok yang lainnya adalah mereka pun percaya bahwa batu yang satu ini dapat digunakan untuk mendatangkan keberuntungan serta meningkatkan karier bagi si pengguna.
Namun dari berbagai khasiat dan mitos yang berkembang di masyarakat serta sejarah panjangnya, hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang secara khusus membahas tentang batu giok. (AHK)