READNEWS.ID, PALU – Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Tadulako (UNTAD) bersama PMII Universitas Islam Alkhairaat (UNISA) menyelenggarakan kegiatan Dialog Nusantara dengan tema “Refleksi Hari Anti Korupsi: Peran Mahasiswa dalam Menjaga Lingkungan yang Tertib, Adil, dan Jujur”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Warkop Fekon UNISA, Kota Palu, dan diikuti oleh mahasiswa lintas kampus serta perwakilan organisasi dan lembaga di Kota Palu.
Dialog Nusantara ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang, yaitu Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah Laode Abd. Sofian, S.H., M.H., Kanit II Subdit III Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Polda Sulawesi Tengah AKP Deni Hendrawan, S.H., M.H., jurnalis sekaligus pemimpin Readnews Media Group dan Siga Media Group yang menaungi media online Readnews.id, Sultengekspres.com, IDNtribun.com, Pikirkan.com dan Transdata.id, M. Rizky Hidayatullah, serta Ketua Umum PMII Cabang Kota Palu Firdaus Safitrah.
Kegiatan tersebut menjadi ruang diskusi kritis untuk merefleksikan urgensi pemberantasan korupsi sekaligus memperkuat peran mahasiswa dalam membangun budaya integritas.
Ketua PMII Komisariat UNTAD, Sahabat Alim Takim, dalam sambutannya menegaskan bahwa Hari Anti Korupsi Sedunia harus dimaknai sebagai momentum refleksi dan penguatan komitmen moral mahasiswa dalam melawan praktik korupsi.
Menurutnya, sikap apatis terhadap persoalan korupsi, khususnya yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan, tidak dapat dibenarkan karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Ia menekankan bahwa kampus harus menjadi ruang pembentukan karakter yang menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan, dan integritas.

Sementara itu, Ketua PMII Komisariat UNISA, Sahabat Moh. Fachri, menekankan pentingnya kolaborasi mahasiswa lintas kampus dalam membangun gerakan antikorupsi yang berkelanjutan.
Ia menyampaikan bahwa Dialog Nusantara merupakan wujud komitmen PMII UNTAD dan PMII UNISA dalam menghadirkan ruang dialog yang kritis, edukatif, dan solutif. Mahasiswa diharapkan mampu berperan sebagai agen perubahan yang tidak hanya kritis, tetapi juga konsisten dalam menjaga nilai integritas di lingkungan kampus dan masyarakat.
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Laode Abd. Sofian, S.H., M.H., menjelaskan bahwa tindak pidana korupsi saat ini semakin banyak terjadi di sektor lingkungan hidup.
Korupsi dalam pengelolaan sumber daya alam dan perizinan lingkungan, menurutnya, menimbulkan kerugian besar bagi negara serta berdampak jangka panjang terhadap kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, peran aktif mahasiswa dinilai penting dalam melakukan pengawasan dan membangun kesadaran publik.
Pandangan serupa disampaikan AKP Deni Hendrawan, S.H., M.H., yang menegaskan bahwa pencegahan korupsi harus diawali dengan pemahaman yang benar mengenai unsur dan bentuk tindak pidana korupsi.
Ia juga menekankan bahwa masyarakat yang melaporkan dugaan tindak pidana korupsi memperoleh perlindungan hukum, sehingga tidak perlu takut untuk melapor. Sinergi antara penegak hukum, mahasiswa, dan masyarakat disebut sebagai kunci dalam upaya pemberantasan korupsi.
Dari perspektif media, M. Rizky Hidayatullah menegaskan bahwa profesi jurnalis menuntut integritas yang tinggi. Jurnalis memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan informasi secara jujur, faktual, dan berimbang, terutama dalam mengawal isu korupsi dan kerusakan lingkungan.

Integritas dipandang sebagai prasyarat agar pers dapat menjalankan fungsi kontrol sosial secara efektif.
Ketua Umum PMII Cabang Kota Palu, Firdaus Safitrah, menyampaikan bahwa mahasiswa, khususnya kader PMII, harus hadir sebagai kekuatan moral dan kontrol sosial dalam mengawal isu pemberantasan korupsi dan keadilan lingkungan.
Ia menegaskan bahwa PMII memiliki tanggung jawab ideologis untuk terus mendorong terciptanya tata kelola yang bersih, adil, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Melalui kegiatan Dialog Nusantara tersebut, PMII UNTAD dan PMII UNISA berharap kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya integritas semakin menguat, serta keberanian untuk bersikap terhadap praktik korupsi, khususnya yang berdampak pada lingkungan hidup, dapat terus ditumbuhkan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pemantik lahirnya gerakan antikorupsi berbasis kampus yang kritis, kolaboratif, dan berkelanjutan.





