READNEWS.ID, OPINI – Pemerintah Indonesia kembali meluncurkan program CKG (Cek Kesehatan Gratis) sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Program ini bertujuan untuk memberikan akses layanan kesehatan yang lebih merata dan mendorong masyarakat untuk lebih peduli dengan kondisi kesehatan mereka.

Program CKG memberikan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis di berbagai fasilitas kesehatan yang sudah bekerja sama dengan pemerintah. Mulai dari pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, hingga pengecekan kolesterol, seluruhnya dapat diakses tanpa biaya apapun.

“Program CKG ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan bahwa setiap warga negara, terlepas dari status sosial dan ekonomi, dapat memperoleh layanan kesehatan yang baik dan terjangkau,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat meninjau pelaksanaan cek kesehatan gratis di Puskesmas Manukan Kulon, Surabaya, Senin (10/2).

Menurut data yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan, lebih dari 1 juta masyarakat telah memanfaatkan layanan CKG sejak program ini diluncurkan beberapa bulan lalu.

Selain itu, melalui program ini, pemerintah berharap dapat mendeteksi lebih banyak masalah kesehatan sejak dini, sehingga dapat segera ditangani sebelum menjadi lebih serius. Cek kesehatan gratis ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, mulai dari bayi baru lahir hingga lanjut usia.

Pentingnya pemeriksaan kesehatan ini didasarkan pada data yang menunjukkan bahwa lebih dari 600 ribu orang Indonesia meninggal akibat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, yang sering kali disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan sebenarnya bisa dicegah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Program CKG juga mencakup penyuluhan tentang gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit, yang diharapkan dapat menurunkan angka penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Cek kesehatan ini bertujuan untuk memberikan dua rekomendasi kepada masyarakat. Bagi mereka yang dalam kondisi sehat, akan diberikan panduan untuk menjaga pola hidup sehat. Sedangkan bagi mereka yang terdeteksi memiliki penyakit tertentu, akan diberikan pelayanan medis.

Untuk mengikuti program ini, masyarakat cukup mengunjungi fasilitas kesehatan yang telah terdaftar dan melakukan registrasi melalui aplikasi resmi yang disediakan oleh pemerintah. Dengan adanya kemudahan registrasi dan layanan yang ramah, diharapkan program ini dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk di daerah-daerah terpencil.

Ada tiga cara pendaftaran yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengikuti program CKG ini, diantaranya :

  1. ⁠Melalui aplikasi Satu Sehat Mobile – Masyarakat dapat mengunduh aplikasi Satu Sehat Mobile di Smartphone masing-masing melalui Playstore atau App store agar dapat mengetahui jadwal dan lokasi Puskesmas untuk cek kesehatan gratis.
  2. ⁠Melalui chatbotWhatsApp di nomor 081110500567 – Chatbot ini akan memandu masyarakat dalam proses pendaftaran dengan cara yang mudah dan praktis.
  3. Datang langsung ke Puskesmas terdekat. Bagi masyarakat di daerah pedesaan yang tidak memiliki akses internet, cukup membawa KTP atau KK, dan petugas Puskesmas akan membantu proses pendaftaran.

Dengan adanya program cek kesehatan gratis ini, pemerintah ingin mengubah paradigma layanan kesehatan dari pendekatan kuratif (mengobati setelah sakit) menjadi preventif (pencegahan). Deteksi dini penyakit dapat membantu penanganan yang lebih cepat dan mengurangi beban biaya kesehatan.

Program ini juga menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan menyeluruh. Kedepan, diharapkan CKG dapat menjadi jembatan bagi tercapainya Indonesia Sehat 2030.

Dengan adanya CKG, masyarakat kini tidak perlu khawatir lagi tentang biaya pemeriksaan kesehatan yang seringkali menjadi hambatan. Pemerintah berkomitmen untuk terus memperluas program ini, sehingga lebih banyak lagi orang yang dapat memanfaatkan layanan kesehatan tanpa biaya.

 

Penulis : dr. Sy. Rugaiyah Alkaff dan dr. Fitriana, Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu