“Bawaslu dan anggota kepolisian tiba tidak lama setelah saya datang, dan saya sendiri yang meminta massa untuk membubarkan diri,” tegasnya.
Pihak Tim Media Centre juga menyesalkan adanya potongan video yang viral di media sosial, yang menurut mereka tidak mencerminkan keseluruhan peristiwa dan berpotensi mencemarkan nama baik Beniyanto Tamoreka.
“Video yang tersebar tidak menunjukkan apa yang benar-benar terjadi. Kami menduga ini adalah upaya dari pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk membentuk opini publik yang keliru,” tulis pernyataan itu.
Peristiwa ini terjadi dalam konteks PSU Pilkada Banggai yang digelar ulang atas perintah Mahkamah Konstitusi. Ketegangan di sejumlah titik dipicu oleh kekhawatiran masyarakat terhadap praktik politik uang dan intervensi oleh aktor-aktor politik eksternal.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Bawaslu dan Kepolisian Resor Banggai belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. ***