Perkembangan Becak sendiri setelah berkembang di Batavia (Jakarta), kemudian berkembang ke Surabaya pada tahun 1940 (dikutip dari Jawa Shimbun halaman 6) terbitan 20 Januari 1943 menyebutkan, becak diperkenalkan dari Makassar ke Batavia akhir 1930-an. Pasca perang dunia 1, ketika jalur dan moda transportasi kian berkembang, becak tetap bertahan.

Bahkan becak menjadi transportasi yang menyebar hampir di seluruh Indonesia, Pada pertengahan hingga akhir 1950-an ada sekira 25.000 hingga 30.000 becak di Jakarta.

Jumlah becak membengkak dan pada tahun 1966 mencapai 160.000 unit , dan ini merupakan jumlah tertinggi dalam sejarah transportasi becak.

Di kabupaten Pemalang becak masih mudah dijumpai, walaupun sekarang jumlahnya cenderung berkurang.

Abdullah (65) seorang pengayuh becak di Pemalang kota, merupakan salah satu penarik becak yang masih bertahan, menurutnya penghasilan menarik becak sekarang sudah tidak bisa diandalkan,

“Jika saya masih muda, pekejaan menarik becak saya tinggalkan, karena tidak bisa diharapkan lagi buat dapat uang setiap hari” tuturnya pada awak media, Jum,at (22/9/2023)

Semoga becak yang kata nya armada angkutan wong cilik ,tetap lestari, sebagai alat transportasi yang sangat melegenda dan bebas polusi. (Ragil Surono)