READNEWS.ID, TAPANULI SELATAN – DPRD Tapanuli Selatan (Tapsel) mengendus aksi jilid II atau lanjutan Aparatur Pemerintah Daerah (APD), untuk menggalang dukungan pemenuhan persaratan bagi bakal pasangan calon (Bapaslon) Pilkada jalur perseorangan Dolly Pasaribu-Ahmad Buchori.

APD Tapsel disinyalir kembali terlibat politik praktis dengan mengumpul KTP dan pernyataan dukungan dari warga. Diduga, hal ini dilakukan untuk kepentingan perbaikan syarat dukungan dalam menghadapi verifikasi tahap dua syarat pencalonan Bapaslon perseorangan tersebut.

Diduga kuat, APD itu antara lain Camat, Lurah, Kepala Lingkungan, Kepala Desa, Kepala Kampung, ASN dan THL, termasuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), hingga penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Kami minta Bawaslu, KPU, dan APH responsif menindak dugaan pelanggaran ini. Dan kepada ASN agar hentikan dugaan intimidasi, iming-iming, pemalsuan, dan kecurangan di Pilkada,” pinta Ketua DPRD Tapsel, Abdul Basith Dalimunthe, SH, Minggu (07/07/2024).

Politisi muda Partai Gerindra ini mengatakan, sejak pekan kemarin sudah ada aduan masyarakat terkait keterlibatan APD Tapsel dalam mengumpulkan KTP atau pernyataan dukungan di berbagai Kecamatan.

Diduga kuat, kata Basith, hal ini untuk melengkapi kekurangan persyaratan Bapaslon Bupati dan Wakil Bupati jalur perseorangan yang notabene di Kabupaten Tapsel hanya diikuti pasangan Dolly Pasaribu-Ahmad Buchori.

Basith menyebutkan, ada warga yang diduga diancam akan dikeluarkan dari penerima manfaat PKH, BPNT, dan Bansos apabila tidak mau menyatakan dukungan tertulis dan tanda tangan. Tentu, tegas Basith, DPRD Tapsel sangat menyayangkan hal tersebut.

“Ini sudah kesekian kalinya PNS, THL, pendamping bantuan pemerintah, Kepala Desa, Lurah, dan perangkat-perangkatnya melakukan pelanggaran aturan dan netralitas. Namun sayangnya tak pernah ada penindakan. Padahal bukan rahasia umum lagi,” kesal Basith.

Terpisah, Anggota Komisi A DPRD Tapsel, Edison Rambe, mamandang pelanggaran aturan dan netralitas ASN dan lainnya tersebut sudah terendus di berbagai Kecamatan. Kejadian terbaru misalnya, ditemukan di Kecamatan Angkola Muara Tais dan Angkola Barat.