Sementara, Lahan yang sudah pihaknya reklamasi selama 2012 hingga 2023 mencapai 47,18 Hektare. Sebagai bagian dari Grup Astra, aksi tanam Mangrove ini bertujuan mendukung Astra 2030 Sustainability Aspirations.

Yang targetnya, penurunan emisi gas rumah kaca Grup Astra Scope 1 dan 2 sebesar 30 persen. Hal ini sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang memuat komitmen negara untuk menetapkan target pengurangan emisi di Indonesia.

“Salah satunya, yaitu dengan cara membangun ekosistem Mangrove,” tegas Muliady.

Peran Pemangku Kepentingan Lindungi Keanekaragaman Hayati

Sementara, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi, dalam sambutannya secara daring mengapresiasi PT AR yang telah selenggarakan penanaman Mangrove dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan subsektor pertambangan mineral dan batu bara untuk terus mendorong penggunaan teknologi serta menerapkan monitoring dan evaluasi dalam melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang.

Ia berharap, pemangku kepentingan juga melakukan upaya pemulihan ekosistem dalam rangka melindungi keanekaragaman hayati serta memberikan dampak positif ke lingkungan. Harapannya juga, kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dapat menjadi bagian dari kaidah pertambangan yang baik.

“Sehingga, dapat berkontribusi ke pembangunan berkelanjutan sesuai amanat Sustainable Development Goals/SDGs,” harapnya.

Harapan Area Mangrove Jadi Lokasi Ekowisata

Sementara itu, Pj Bupati Tapanuli Tengah, Sugeng Riyanta, ucapkan terima kasih ke PT AR atas kontribusinya dalam melestarikan lingkungan hidup. Harapannya, area Mangrove akan berguna untuk menjadi lokasi ekowisata dan berdampak positif kepada masyarakat sekitar.

“Terima kasih kepada PT AR yang telah memilih Tapanuli Tengah sebagai lokasi Mangrove. Kiranya, PT AR yang telah merintis aksi penanaman Mangrove ini dapat terus berkelanjutan,” pungkasnya.

Seperlima Cadangan Mangrove Ada di Indonesia

Terpisah, Dosen dan Peneliti Bidang Ekologi Hutan Tropis dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Onrizal, saat sesi wawancara bersama wartawan, menilai bahwa, penanaman Mangrove sangat penting.

Kata Onrizal, seperlima cadangan Hutan Mangrove di dunia ada di Indonesia. Lahan Hutan Mangrove di Sumut, sebutnya, juga sangat luas. Namun demikian, saat ini, dari lebih kurang 150 ribu Hektare luas Lahan Hutan Mangrove di Sumut, 70 persen di antaranya sudah mengalami kerusakan.

“Oleh karenanya, perlu kesadaran dari semua pihak, untuk menjaga Hutan Mangrove ini. Sebab, selain punya manfaat menjaga ekosistem pesisir, Hutan Mangrove kaya akan manfaat. Salah satu penelitian kami yang sedang berjalan, adalah tanaman Mangrove bisa memiliki fungsi untuk pengobatan penyakit kanker,” terang Onrizal.

Ramadhan 2025