“Festival ini juga diisi kuliner tradisional sebanyak 34 stand dengan aneka kuliner seperti kerak telor, dodol Betawi, ada juga makanan khas Mandarin serta Arab,” ujarnya.
Pada siang hari hingga menjelang sore, lanjutnya, festival diisi dengan musik gambus dan marawis.
“Nah, bada Isya, tepatnya malam minggu, festival semakin meriah karena dihadiri ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan seni gambang kromong dan lenong yang diisi Azis gagap dan tim serta Ucup bodong,” jelasnya.
Ia melihat masyarakat Taman Sari sangat terhibur dengan pertunjukkan lenong Betawi.
“Alhamdulillah, acara ini boleh dikatakan full sukses 100%. Aneka kuliner dari 34 stand pun laku terjual. Masyarakat sangat menikmati,” jelasnya.
Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat yang telah mensupport kegiatan ini.
“Menurut saya, ini layak menjadi tradisi yang baik di Taman Sari. Apalagi, wilayah ini memiliki keberagaman budaya yang sangat tinggi. Terbukti, pentas budaya ini semua unsur ada, mulai dari Tionghoa, Betawi, Melayu, Arab dan Jawa. Mudah-mudahan ini menjadi tradisi tahunan kami,” pungkasnya. (why/AHK)