Sehingga, sebuah bandara internasional hanyalah infrastruktur jika tidak diikuti oleh kesiapan manusianya. Sulawesi Tengah membutuhkan visi besar pemerintah yang menempatkan human capital sebagai fondasi. Ini berarti membangun SDM yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki wawasan global, mental kompetitif, dan karakter yang berakar pada nilai-nilai lokal. Investasi terbesar bukan pada beton dan baja, tetapi pada pikiran dan hati manusia yang akan mengelola, melayani, dan menciptakan nilai dari arus global yang masuk.
Salah satu jalur strategis yang harus diambil adalah mengembangkan community-based tourism – pariwisata berbasis komunitas. Konsep ini memastikan masyarakat lokal menjadi tuan rumah yang sesungguhnya, bukan sekadar penonton. Desa-desa wisata, pelatihan pemandu lokal, pengelolaan homestay, dan kurasi produk UMKM harus diposisikan sebagai bagian dari rantai nilai pariwisata, bukan pelengkap. Dengan begitu, keuntungan tidak terpusat pada segelintir pemain besar, tetapi mengalir langsung ke masyarakat.
Di sisi lain, bandara internasional juga membuka peluang bagi berkembangnya industri baru dan hilirisasi sektor unggulan. Pengolahan kakao menjadi cokelat premium, industri kreatif berbasis budaya, seafood processing berstandar ekspor, dan logistik internasional adalah beberapa sektor yang bisa memacu pertumbuhan. Setiap sektor ini bisa menjadi lokomotif ekonomi jika diberi dukungan insentif, teknologi, dan akses pasar global.
Pendidikan vokasi menjadi kunci penghubung antara peluang industri dan kesiapan tenaga kerja. Namun, pendidikan vokasi yang dibutuhkan bukan sekadar program pencitraan atau agenda elektoral yang berhenti setelah peresmian. Ia harus berbasis kebutuhan industri nyata, melibatkan praktisi sebagai pengajar, memberi pengalaman langsung melalui apprenticeship, dan terintegrasi dengan peta peluang pasar internasional. Lulusan vokasi Sulawesi Tengah harus siap mengisi posisi strategis di sektor hospitality, logistik, manufaktur kreatif, dan teknologi, bukan hanya menjadi pelengkap data statistik pendidikan.
Pada akhirnya, Bandara Internasional Mutiara SIS Al-Jufri adalah panggung besar yang telah dibangun. Lampu sorotnya sudah menyala. Tirai sudah siap dibuka. Pertanyaannya, siapa yang akan tampil di atas panggung itu? Apakah kita hanya akan menjadi penonton dari kursi belakang, atau justru berdiri di tengah sorotan, memperkenalkan Sulawesi Tengah dengan penuh kebanggaan kepada dunia? Dunia tidak akan menunggu. Pesawat akan datang dan pergi, membawa peluang yang bisa kita raih atau kita biarkan lewat. Saatnya bersatu, bergerak, dan memastikan bahwa momentum bersejarah ini tidak hanya mengubah status bandara, tetapi mengubah masa depan kita ; dari kota teluk yang indah, menjadi pusat perdagangan, budaya, dan inovasi di peta dunia.
Penulis: Dr. Ir. Ihksan Syarifuddin, ST., M.M
Praktisi Marketing, Direktur Transdata Sulawesi Gemilang. Wakil Ketua Kadin Kota Palu