DN wargakota Purwokerto, merantau ke Pemalang dengan bekerja sebagai “Manusia Silver” , karena di Purwokerto sudah banyak saingannya , ‘ kalau di Pemalang tidak terlalu banyak ” jelas nya.

Ketika ditanya lebih lanjut, tentang resiko tubuhnya yang di lumuri cat minyak dirinya mengatakan, awal awal terasa panas tubuh nya merasakan, “saya paksa rasa panas itu, bahkan sampai dada berasa sesak dan panas” katanya.

selama mengamen di jalanan Pemalang, dirinya berpindah – pindah tempat, melihat sepi -ramai nya orang yang menaruh belas kasihan kepadanya.

“Saya tidak pernah memaksa pengendara yang berhenti di lampu merah, untuk memberi uang, di kasih ya Alhamdulillah tidak dikasih ngga apa – apa namanya rejeki pasti ada,” ungkapnya.

DN mengaku selama mengamen menjadi Manusia Silver, sehari bisa mendapatkan uang antara 100-150 ribu, buat makan rokok dirinya sisanya bisa di tabungkan, untuk di bawa Pulang, “saya punya anak perempuan 9 tahun mas 1 anak , biarkan saya begini tak tempuh bekerja begini, tidur juga di emperan toko kalau malam, semuanya demi anak perempuan saya, satu minggu saya pulang ke Purwokerto” tuturnya lirih.

DN sang manusia Silver berpamitan mau memulai mencari nafkah di Lampu merah, dirinya berharap masih banyak orang – orang baik yang berbelas kasihan kepadanya, cuman uang recehan yang dia harapkan dari para pengendara kendaraan yang berhenti di lampu merah.

Dari DN kita belajar banyak tentang sebuah cerita sakit, sakit Seluruh tubuhnya di lumuri dengan cat minyak yang berasa panas, dan sakit hati nya kenapa jalan hidup yang dia terima harus seperti ini (Ragil Surono)