READNEWS.ID, TEBING TINGGI – Pada 2023 lalu, Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi sukses, raih penghargaan terbaik kedua, usai jadi UPT Permasyarakatan terbaik kedua pada pelaksana penggeledahan terbanyak.
Kakawanwil Kemenkumham Sumut, Imam Suyudi, mengganjar langsung Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi dengan piagam penghargaan usai jadi UPT Permasyarakatan terbaik kedua pada pelaksana penggeledahan terbanyak.
“Tahun 2023, Lapas Tebing Tinggi berhasil meraih penghargaan terbaik kedua sebagai UPT terbanyak yang melaksanakan razia Blok hunian,” kata Kalapas Kelas IIB Tebing Tinggi, Anton Setiawan, Jumat (05/07/2024).
Menurut Anton, pihaknya menggelar penggeledahan karena hal tersebut merupakan langkah proaktif Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi, dalam menjaga keamanan dan ketertiban (Kamtib) pada program pembinaan.
Lanjutnya, Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi terus aktif melaksanakan pemetaan dan deteksi dini pelanggaran warga binaan permasyarakatan (WBP) melalui razia rutin maupun isidentil secara acak.
“Selain itu, kami juga melakukan tes urine bagi setiap warga binaan yang berlangsung 1 hingga 2 kali sebulan dan ini berkelanjutan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Anton memaparkan, kehadiran UU RI No.22/2022 tentang pemasyarakatan. Di mana, UU tersebut telah berubah menjadi UU RI No.12/1995. Di dalamnya, menyebut bahwa, pemasyarakatan merupakan upaya pemulihan dan pembinaan yang terhadap WBP.
“Hal ini kami lakukan, untuk memberi kesempatan ke mereka (WBP-red), agar kembali ke masyarakat secara bermartabat. Serta harapannya, dapat mencegah mereka melakukan pelanggaran hukum kembali,” tutur Anton.
Program pembinaan kepribadian yang berlangsung di Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi, tambah Anton, terdiri atas beberapa bidang. Misalnya, bidang keagamaan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Ia menerangkan, bagi WBP beragama Katolik dan Kristen Protestan, pembinaan kepribadian berlangsung di Gereja Oikumene Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi. Sedangkan yang Islam, berlangsung di Masjid Nurul Iman.
“Dan untuk WBP beragama Hindu dan Buddha, pembinaan kepribadian kami lakukan di Vihara Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi,” urainya.
Tak sampai di situ, sebut Anton, pihaknya juga memiliki pembinaan di bidang olahraga dan kesenian. Lalu, bidang kesadaran berbangsa dan bernegara yang meliputi, Upacara Bendera.
Untuk Upacara Bendera sendiri, berlangsung di tanggal 17 setiap bulan-nya. Demi mengasah kemampuan WBP, pihaknya juga menunjang dengan program pembinaan kemandirian.
Di mana, pembinaan kemandirian ini, meliputi program keterampilan yang mendukung usaha mandiri dan yang WBP kembangkan sesuai bakat yang ada padanya. Misalnya, pangkas rambut dan laundry.
“Hingga, bercocok tanam dengan metode hidroponik. Lalu, budidaya ikan air tawar, keterampilan merangkai papan bunga florist, dan pembuatan paving block,” ucap Anton.
Di Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi juga sudah memiliki aplikasi Silateti (Sistem Informasi Lapas Tebing Tinggi). Aplikasi Silateti adalah sebuah inovasi yang dibangun untuk membantu meningkatkan mutu pelayanan di Lapas.
Aplikasi Silateti, memiliki fungsi sebagai layanan masyarakat dan pengawasan internal yang memuat salah satu fitur scan barcode. Fitur scan barcode, berfungsi minimalisir masuknya Handphone yang tidak terdaftar ke dalam Lapas.
Kalapas menegaskan, bahwa sebagai wujud implementasi pemenuhan hak WBP pada program pembinaan, Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi terus menjalin kerja sama dengan pihak luar. Yaitu, untuk memberi pembinaan kerohanian dan pelatihan bagi warga binaan.
Bagi Kalapas, kegiatan-kegiatan positif seperti pembinaan kerohanian dan kemandirian merupakan wujud Lapas Kelas IIB Tebing Tinggi untuk penuhi hak beribadah setiap WBP.
“Dengan bantuan pihak luar, kami berharap dapat memberi kontribusi yang baik dan berdampak besar terhadap potensi ketika mereka bebas dan kembali ke masyarakat,” tandasnya mengakhiri.