“Tidak hanya berdampak ekonomi. Praktik pencucian uang juga dapat merusak kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan dan pemerintah serta menyuburkan korupsi atau kejahatan lainnya,” ucap Supendi.

Ditambahkan Supendi, dalam.kegiatan ini para peserta juga diajak berinteraksi melalui serangkaian games dan sesi tanya jawab, serta diberikan kesempatan menonton tayangan video yang disiapkan dalam Bus Anti Korupsi.

“Sosialisasi ini kami harap menjadi langkah penting Pemprov DKI membangun tata kelola yang bersih dan transparan melalui kesadaran serta partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.

Reni Septianawati, Quailified Internal Auditor Inspektorat Provinsi DKI Jakarta menambahkan, kegiatan yang banyak melibatkan peserta dari kalangan pelajar ini bertujuan  

membangun pemahaman pencegahan korupsi dan anti pencucian uang sedari dini.

“Kami sangat senang mereka antusias dan bahkan sebagian sudah ada yang paham tentang korupsi serta pungli. Acara ini juga kami harap bisa mengarahkan mereka ke arah kegiatan yang positif,” ujarnya.

Sementara, Aliah Khansa Salsabila, siswi Kelas IX SMPN 162 yang ikut sosialisasi ini, mengaku senang mendapat pemahaman tentang bahaya korupsi dan praktik pencucian uang terhadap ekonomi negara dan kehidupan masyarakat.

“Kami juga diedukasi mengelola keuangan atau rekening dengan baik saat muda. Kami jadi paham bagaimana korupsi dan transaksi Illegal berbahaya bagi masyarakat,” tandasnya. (AHK)