Selasa, 26 Nov 2024
xPasang iklan readnews
Iklan di ReadNews Pasti Untung

Perjalanan Sejarah Seni Tradisional Lenong Betawi

waktu baca 3 menit
Sabtu, 21 Okt 2023 13:18 0 397 Abd Latif

READNEWS.ID, JAKARTA – Lenong Betawi adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Betawi yang dikemas dalam cerita sandiwara yang penuh improvisasi dialog, tarian dan humor khas Betawi.

Pasang Iklan

Kesenian Lenong Betawi yang sudah berkembang sejak akhir abad ke 19 ini, biasanya diiringi dengan Musik Gambang Kromong, yang terdiri dari beberapa jenis alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrek, serta alat musik ala Tionghoa, seperti tehyan, kongahyan, dan sukong.

Menurut sejarah yang berkembang di masyarakat, terdapat dua versi mengenai asal usul Lenong, Versi pertama menyebutkan bahwa Lenong erat kaitannya dengan seni pertunjukan di Tiongkok, yang dikembangkan di Betawi oleh orang Tionghoa Peranakan di kawasan perkebunan milik Tionghoa.

Versi yang kedua menyebutkan, Lenong berasal dari Persia, dikarenakan disetiap pertunjukannya, Kesenian ini memiliki kemiripan dengan teater komedi khas Persia.

Pasang Iklan

Dalam praktiknya, Kesenian Lenong memiliki ciri khas yang menonjol yaitu, panggung berbentuk tapal kuda. Panggung ini ditata sedemikian rupa dengan dekorasi yang disebut Seben (Seben terdiri dari beberapa layer selebar 3×5 meter yang menyajikan berbagai macam corak).

Lenong Betawi ini juga memiliki tata cara susunan acara tersendiri, sebelum sandiwara dimulai, dilakukan upacara khusus yang disebut Ungkup berisikan pembacaan doa dan sesaji.

Setelah itu, dilakukan upacara sambutan yaitu Sepik yang merupakan penjelasan lakon yang akan dipentaskan.

Upacara sambutan ini diawali dengan nyanyian tradisional lagu persi untuk memperkenalkan perkumpulan lenong beserta personil yang akan pentas.

Tak lupa, para pemain juga memberikan ungkapan terima kasih kepada tuan rumah yang mengundang mereka. Barulah acara memasuki inti sandiwara yang dimainkan babak demi babak disisipi hal-hal yang bersifat humor dan diiringi musik.

Lawakan dan musik tersebut sebagai penanda bahwa pentas resmi dimulai, dan para pemain masuk ke arena pertunjukan dari sebelah kiri lalu keluar dari sebelah kanan, sementara penonton melihat hanya dari bagian depan.

Cerita yang diangkat dalam Kesenian Lenong ini memiliki pesan moral, yaitu menolong orang yang lemah, membenci kerakusan serta perbuatan tercela. 

Dan tak jarang pula materi-materi humor yang di pertunjukan pada kesenian ini berisikan sindiran dan kritik pada kaum penjajah Hindia Belanda yang konon kala itu masyarakat Betawi merasa tertekan, sehingga mereka melampiaskannya dalam wujud humor dan sindiran terhadap kondisi ekonomi dan sosial politik yang ada.

Terlepas dari berbagai versi, perjalanan sejarah dan asal-usulnya, pertunjukan Kesenian Lenong ini dari jaman ke jaman mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia sejak tahun 1920-an hingga tahun 1950-an, Kesenian Lenong menjadi pertunjukan yang sangat diminati oleh masyarakat.

Kemudian, pada era tahun 1970-an dan 1990-an pertunjukan khas betawi ini mulai masuk ke panggung-panggung pertunjukan modern yang mana salah-satu tokoh pentolan pertunjukan jenis ini yang terkenal di televisi kala itu adalah Haji Bokir. (AHK)

xAyu Octa Lip care Serum