READNEWS.ID, POSO – Komandan Pangkalan TNI AL Palu, Kolonel Laut (P) Marthinus pimpin Serbuan Teritorial TNI Pembinaan Potensi Maritim berupa Penanaman Mangrove dan Pembersihan Pantai di Kawasan Ekowisata Mangrove, Baiya, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin 22 September 2024.
Kegiatan berupa Penanaman Mangrove ini dilaksanakan dalam memperingati Hari Maritim Nasional & HUT TNI Ke – 79 tahun 2024.
Penanaman mangrove serentak ini merupakan bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan, serta upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon/tanaman juga meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.
“Kita pahami dan tahu persis bahwa keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim. Selain itu juga sebagai langkah positif restorasi dan melindungi lingkungan, kita tidak hanya memberikan manfaat bagi bumi, tetapi juga menciptakan warisan untuk generasi mendatang,” ujar Kolonel Marthinus Sir dalam sambutannya.
Danlanal Palu juga menekankan, jika pelibatan masyarakat untuk bekerjasama memulihkan lingkungan termasuk dengan upaya penanaman pohon pada banyak hal juga harus dapat men-generate income masyarakat. Mengatasi perubahan iklim dengan menanam pohon dan upaya pelestarian harus juga sejalan dengan upaya membangun kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bagian dari program rutin Staf Potensi Maritim (Spotmar) Lanal Palu yang fokus pada perlindungan lingkungan pesisir dan pemberdayaan potensi maritim lokal. Kegiatan ini juga merupakan langkah awal dari rangkaian program rehabilitasi hutan mangrove yang dirancang untuk memulihkan kawasan pesisir yang terdampak abrasi dan penebangan liar. Sebanyak 1.500 bibit mangrove jenis Rizophora Mocrunata akan ditanam di kawasan Pantai Tepi Laut, Kelurahan Baiya, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan target melestarikan hingga 10 Hektar lahan kritis. (SYM)