Makna dan Filosofi Desain

Mesjid Baitul Khairat mengandung berbagai simbol religius dan numerik yang mendalam, antara lain:

  • 99 ornamen jendela yang merefleksikan Asmaul Husna (99 nama Allah).

  • Menara kembar setinggi 66,66 meter yang melambangkan 6.666 ayat perintah, larangan, ancaman, halal, dan haram dalam Al-Qur’an.

  • Ketinggian bangunan utama 30 meter dari dasar tanah, merepresentasikan 30 juz dalam Al-Qur’an.

Desain kubah dan jam menara terinspirasi dari Surah At-Taubah (Surah ke-9) yang bermakna pengampunan. Angka 9 menjadi dasar perhitungan desain — kubah berdiameter 90 meter dan jam menara 19 meter — melambangkan Baitul Khairat sebagai rumah kebaikan, tempat memohon ampunan dan keberkahan bagi masyarakat Kota Palu dan Sulawesi Tengah.

Dalam sambutannya, Dr. Andi Ruly Djanggola menjelaskan bahwa pembangunan Mesjid Raya Baitul Khairat merupakan proyek lintas kepemimpinan yang dimulai sejak masa Gubernur Sulawesi Tengah ke-10 hingga ke-12, yaitu:

  1. Drs. Longki Djanggola, M.Si — memprakarsai sayembara desain dan penyusunan dokumen perencanaan pada tahun 2021, setelah Mesjid Agung Darussalam rusak akibat bencana tahun 2018.

  2. Rusdi Mastura — melakukan groundbreaking pembangunan pada 23 Oktober 2023 serta menetapkan perubahan nama menjadi Mesjid Raya Baitul Khairat.

  3. Drs. Anwar Hafid, M.Si — akan melanjutkan pembentukan kelembagaan pengelolaan dan pemanfaatan mesjid.

Gubernur Sulawesi Tengah melalui pernyataan resminya menegaskan bahwa pembangunan mesjid ini tidak dirancang untuk mengejar rekor, tetapi semata-mata untuk memenuhi rancangan arsitektur hasil sayembara dan perencanaan teknis. Penghargaan MURI hanyalah bentuk pengakuan terhadap hasil karya yang memenuhi standar keindahan dan kebesaran arsitektur keagamaan di Indonesia.

Penyerahan sertifikat MURI semula direncanakan pada 20 Oktober 2025 di Aula Mesjid Raya Baitul Khairat Palu. Namun, karena proses serah terima hasil pekerjaan baru akan dilaksanakan pada 15 November 2025, kegiatan tersebut dialihkan ke Kantor MURI Jakarta.

Pihak MURI bersama PT Pembangunan Perumahan (PT PP) selaku pelaksana proyek mengundang Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk menerima langsung penghargaan tersebut.

Dengan diraihnya dua rekor nasional ini, Mesjid Raya Baitul Khairat resmi menjadi salah satu ikon arsitektur religius terbesar di Indonesia. Keberadaannya diharapkan menjadi simbol kemajuan spiritual dan kebangkitan pascabencana bagi masyarakat Sulawesi Tengah.