Dengan hampir 200 autogate yang terpasang di bandara utama seperti Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai, proses pemeriksaan keimigrasian menjadi lebih cepat dan mudah. Autogate memungkinkan penumpang melewati pemeriksaan hanya dalam waktu 15-25 detik, berkat sistem yang mengintegrasikan teknologi pengenalan wajah dan manajemen perbatasan.
“Kami terus mengembangkan inovasi digital untuk meningkatkan efisiensi pelayanan, termasuk studi banding dengan negara lain seperti Singapura, di mana anak-anak usia enam tahun sudah bisa menggunakan autogate,” tambah Silmy.
Melalui kebijakan ini, Direktorat Jenderal Imigrasi berharap dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan menyenangkan bagi seluruh penumpang, termasuk anak-anak.