READNEWS.ID, LUWU TIMUR – Bangunan proyek penanganan banjir dan abrasi di sungai Desa Pertasi Kencana, Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, telah mengalami insiden yang menimbulkan kekhawatiran dari warga setempat.

“Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga sekitar. Sungai yang merupakan sumber utama banjir dan abrasi di daerah tersebut, menjadi perhatian utama karena kondisi yang semakin memburuk setelah proyek tersebut ambles. Kekhawatiran warga semakin bertambah mengingat musim hujan yang sering melanda daerah tersebut”. Ujar Wandi Selaku Tokoh Pemuda Desa Pertasi

Proyek ini dikelola oleh PT. Das Kontruksi Nusantara (DKN) sebagai pemenang tender dari kementerian PUPR dngan Balai Pengelolaan Sungai Pompengan Jenneberang sebagai pengguna anggaran dengan nilai mencapai belasan miliar rupiah.

Namun, baru empat bulan selesai dikerjakan, proyek tersebut mengalami ambles yang menyebabkan kekhawatiran dikalangan warga sekitar.

Mengenai hal ini, Almi Ketua IPMALUTIM KOM Kalaena meminta Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Polda Sulsel untuk melakukan pengusutan menyeluruh.

Kemudian meminta untuk memanggil pihak PT Das Kontruksi Nusantara (DKN) dan Kantor Balai Pengelolaan Sungai Pompengan Jenneberang sebagai pihak yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.

“Langkah ini diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab amblesnya proyek dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi masalah ini serta mencegah terjadinya hal serupa dikemudian hari”. Ungkap Almi kepada media ini, Sabtu (13/04/2024).

Selain itu, informasi dari portal LPSE PUPR menyebutkan bahwa akan ada lanjutan proyek untuk tahun anggaran 2024 dengan nilai yang hampir sama, mencapai puluhan miliar rupiah.

“Saya berharap agar proyek ini tidak dimulai sebelum ada perbaikan yang signifikan terhadap kerusakan akibat pekerjaan sebelumnya. Hal ini diharapkan dapat menghindari terulangnya insiden serupa di masa mendatang dan memberikan keamanan serta kepercayaan bagi masyarakat terhadap proyek-proyek infrastruktur yang dilaksanakan di wilayah mereka”, ujar Almi.

Menurutnya, kondisi amblesnya penanganan banjir dan abrasi sungai Kalaena mengingatkan akan pentingnya pengawasan dan kualitas pelaksanaan proyek infrastruktur, terutama di daerah rawan bencana.

Terakhir, Almi menegaskan bahwa langkah-langkah tegas dan transparan diharapkan dapat dilakukan untuk menghindari kerugian lebih lanjut dan memastikan keamanan serta kesejahteraan masyarakat yang terdampak.