Peristiwa ini, ternyata juga diakui sejumlah santri yang seangkatan dengan ASK.Namun pada pengakuannya, santri santri korban bullying merasa takut melaporkan kepada orang tua mereka.
Sementara itu, pihak yayasan (owner) pondok pesantren Babul khair yang dikonfirmasi media ini via ponselnya antara lain menyatakan, jika peristiwa tersebut bukanlah perkara bullying, namun perkelahian antar santri.
Yang lebih disayangkan lagi, melalui penanggung jawab pellaksana pondok, Umar Abdu, saat dimintai konfirmasi, sama sekali tidak memberikan merespon, saat dihubungi via chat WA yang bersangkutan.
Dugaan peristiwa bullying ini, ternyata telah viral di berbagai akun medsos warga kabupaten Poso
Umunya mereka (nitizen) berkomentar serta menyesalkan adanya peristiwa yang berimplikasi pada hilangnya nama baik dan kepercayaan terhadap sistem di pondok pesantren.
Padahal sebagian besar masyarakat sangat berharap pondok pesantren merupakan salah jawaban serta berkontribusi terhadap dunia pendidikan itu sendiri. (SYM)