READNEWS.ID, JAKARTA – Seiring semakin dinamisnya dinamika politik nasional serta menguatnya sinyal-sinyal baru yang berkembang dikancah kontestasi pilpres 2024 dengan santernya issu tentang koalisi dua poros antara parpol pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di putaran kedua di tengah dominasi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Prof Asrinaldi mengatakan koalisi kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md berpeluang besar memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jika koalisi itu resmi terbentuk.
“Kalau Pilpres dua putaran, saya menyakini gabungan paslon 01 dan 03 menang,” ujar pakar politik dari Unand Prof Asrinaldi, Selasa (16/1/2024).
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unand tersebut juga menambahkan, gabungan dua kubu itu secara otomatis akan membentuk poros kekuatan politik yang jauh lebih kuat jika dibandingkan sebelum berkoalisi.
Sementara, pada kubu Prabowo-Gibran, Asrinaldi melihat masih banyak pendukung dari pasangan tersebut yang kesadaran politiknya belum mumpuni. Artinya, pemilih segmen itu masih berpeluang besar berpindah haluan jika pilpres dua putaran.
Direktur Trias Politika Strategis, Agung Baskoro juga menilai bahwa koalisi Ganjar-Mahfud dengan Anies-Muhaimin mungkin saja terjadi di putaran kedua. Namun, ia melihat akan banyak rintangan menuju ke sana.
Dia menyoroti hubungan PDIP dengan PKS. Terlebih lagi, pada pertengahan 2022, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pernah menyatakan akan berkoalisi dengan partai mana pun, kecuali PKS dan Demokrat.
“Dalam konteks politik kekinian ini sangat mungkin bersama. Dalam konteks politik historis antara PDIP dengan PKS, ini butuh perjuangan yang keras untuk bersama,” ucap Agung, Senin (15/1/2024).
Dia juga menyoroti relasi tak baik PDIP dengan pendukung Anies-Cak Imin lainnya, yaitu NasDem. Dua partai itu punya hubungan panas sejak di koalisi Jokowi.
“Semua akan bergantung pada PDIP. PKS dan NasDem saya kira cenderung santuy, paham dinamika politik yang seperti sekarang ini tidak bisa dimaknai hitam-putih, benar-salah,” ujarnya.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah justru melihat koalisi Ganjar-Mahfud dengan Anies-Muhaimin pasti terbentuk. Ia melihat relasi PDIP dengan PKS terus membaik di berbagai daerah.
“Relasi PDIP dan PKS sebenarnya tidak ada masalah, mereka hanya jarang berkoalisi. PDIP dan PKS di daerah, semisal di Madura, terbukti berhasil memenangkan kontestasi pilkada, artinya ada peluang PDIP dan PKS sejalan dalam pilpres,” ujar Dedi, Senin (15/1/2024).
Dedi juga mengamati bahwa kekuatan poros oposisi baru akan bertambah bila Ganjar-Mahfud dengan Anies-Muhaimin bergabung di putaran kedua.
Meski begitu, hal itu belum menjamin kemenangan namu Dedi melihat potensi pendukung Ganjar ataupun Anies yang menyeberang ke Prabowo.
“Tentu gabungan dukungan itu memungkinkan adanya tambahan kekuatan, meskipun Prabowo tetap saja masih bisa mendapat limpahan suara dari kubu Ganjar atau Anies jika di antara mereka gagal,” ucap Dedi.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai sebagai wacana, koalisi ini sah-sah saja. Apalagi dengan posisi Paslon 01 dan 03 yang sama-sama menawarkan wacana oposisi dengan paslon 02.
“Sebagai semangat untuk memperoleh dukungan tambahan menjelang pemilu 2024. Strategi yang digunakan cukup menarik, apalagi di balik jauhnya ketertinggalan elektabilitas paslon 01 dan 03 dengan 02 versi berbagai lembaga survei”, ujar Arifki, Senin (15/1/2024).
Namun begitu, Arifki menyebutkan bahwa di balik narasi oposisi yang dibangun oleh Paslon 01 dan 03, secara akar rumput sedikit sulit mempertemukan ideologi dan kepentingan partai pengusung Ganjar dan Anies. Nantinya PKS dan PDI-P bersatu diakar rumput untuk mendukung capres yang sama.
“Agak susah menemukan variabel 01 dan 03 ini bersatu. Artinya satu gerakan kiri, satu gerakan kanan. Kalau misalnya 03 ketemu 02 masih mending, 02 ketemu 01 masih mending, karena PKS dulu dukung Prabowo juga kan. Jadi nggak kebayang sama saya, PKS sama PDIP ketemu. Ini yang akan menyulitkan,” ujarnya. (AHK)