Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, yang menjabat sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP), diharapkan mampu meninggalkan warisan positif bagi bank tersebut di akhir masa jabatannya. Kajian yang mendalam terhadap laporan audit tahun 2024 akan menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa rencana kerja Bank Sulteng di tahun 2025 dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, tantangan besar yang dihadapi Bank Sulteng adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan misi sosial sebagai bank daerah. Bank ini harus mampu memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong inklusi keuangan di Sulawesi Tengah. Untuk itu, diperlukan strategi bisnis yang solid, manajemen risiko yang efektif, serta sumber daya manusia yang kompeten di bidang perbankan.
Dalam konteks ini, GEBRAK mengingatkan pentingnya keterbukaan informasi terkait laporan keuangan Bank Sulteng tahun 2024 yang belum dirilis. Laporan tersebut akan menjadi indikator penting untuk menilai apakah kinerja Bank Sulteng telah menunjukkan perbaikan atau justru sebaliknya. Selain itu Bank Sulteng tidak menempatkan individu yang bermasalah dan diduga terlibat praktik terlarang dalam dunia perbankan kedalam jajaran strukturnya.
Rizky menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan kajian mendalam terhadap laporan tersebut untuk memastikan bahwa Bank Sulteng mampu memenuhi ekspektasi masyarakat dan para pemegang saham.
Melihat potensi ekonomi Sulawesi Tengah yang terus tumbuh, Bank Sulteng memiliki peluang besar untuk meningkatkan kinerjanya. Namun, peluang tersebut hanya dapat dimanfaatkan jika bank ini mampu mengatasi tantangan internal yang dihadapinya.
RUPS awal tahun 2025 akan menjadi momen krusial untuk menentukan arah masa depan Bank Sulteng. Diharapkan, Dewan Komisaris dan Direksi dapat memberikan laporan yang transparan dan rencana kerja yang realistis serta berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebagai bank milik rakyat Sulawesi Tengah, Bank Sulteng harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil berpihak pada kepentingan masyarakat.
“Praktek-praktek yang tidak memiliki landasan hukum harus dihindari, dan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan bank ini harus memegang teguh prinsip tata kelola yang baik. Dengan demikian, Bank Sulteng dapat bertransformasi menjadi bank yang sehat, maju, dan berdaya saing, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah,” kata Rizky.
GEBRAK berharap, setelah RUPS nanti, Bank Sulteng dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik di tahun 2025. Peningkatan pendapatan dan efisiensi operasional akan berdampak positif pada perekonomian daerah, sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank ini.
“Sebagai bank yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat, Bank Sulteng harus mampu menjalankan fungsi sosial dan ekonominya dengan seimbang, demi tercapainya kemajuan dan kesejahteraan bersama,” pungkasnya.