Hanya saja, secara etik dan moral, ikut sertanya Zulkifli mengundang tanya dan kekecewaan.
Pasalnya, jabatan yang diincar masih setara dan sebangun dengan jabatannya saat ini di Banggai Laut sehingga banyak kalangan yang mempertanyakan komitmen dan kesungguhannya melayani warga.
“Ini kepala dinas Kesehatan pak. Itu jabatan strategis. Orangnya harus betul-betul pengabdi dan tulus. Yang kasihan khan masyarakat kita di sini,” ucap warga.
Menurut dia, terlepas dari alasan yang bersifat pribadi atas pilihan mengikuti test seleksi, pejabat dengan posisi sepenting dr. Zulkifli lantas masih mencoba nasib ke daerah lain sebaiknya secara ksatria mengundurkan diri saja dan memberi kesempatan ASN yang lebih berdedikasi.
“Ini nasib pelayanan kesehatan warga Banggai lho!?… Jangan main-main,” imbuhnya.
Terpisah, kepala Badan Kepegawaian kabupaten Banggai Laut, Moh. Basri Ali saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu memberi tanggapan yang cukup berhati-hati.
“Iya, beliau berdua (Zulkifli dan Muhajir, red) ikut dan sudah meminta ijin Bupati. Kalau misalnya mereka tidak lolos, tentunya mereka akan kembali lagi ke sini,” ungkap Basri.
Jika dan agaknya memang dr. Zulkifli tidak lolos seleksi, apakah dia akan menjabat kembali sebagai kepala dinas Kesehatan Balut ataukah “Nonjob”..!??
Di kasus ini, menurut Basri Ali semua kembali ke Bupati Sofyan Kaepa dan dr. Zulkifli sendiri. Tapi, aturan tidak menuntut bahwa posisinya harus dieksekusi.
“Tidak nonjob,” tukas Basri Ali singkat melalui pesan whattsap.
Barangkali memang banyak hal khusus yang jadi pertimbangan pejabat pindah. Kita hanya bisa menilai dari jauh.
Keputusannya kembali pada yang bersangkutan dan atasan langsungnya dalam hal ini Bupati Banggai Laut, Sofyan Kaepa,SH dan Sekretaris Kabupaten, Drs.H.Ruslan Tolani. (Sbt)