READNEWS.ID PEMALANG, – Dusun Sikemplamg, Desa Watukumpul, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, selama berpuluh tahun merupakan sentra kerajinan sapu dan alat pembersih rumah tangga lainnya, seperti sulat, keset lantai, sapu lidi dan sebagainya.
Akan tetapi pembuatan sapu glagah lebih dominan dan menjadi, mata pencaharian warga sekitar.
Hasil produksi sapu glagah Watukumpul ini, banyak di jual ke luar kota, seperti Batang, Pekalongan, Tegal dan Pemalang kota sendiri.
Namun, sangat disayangkan produksi sapu, yang mengalami banyak pemesanan tersebut, mengalami kendala pada bahan baku pembuatannya, yaitu Rumput Glagah atau biasa disebut dengan Glagah Arjuna.
Salah seorang warga pembuat sapu glagah, di Desa Watukumpul bernama Tarno ( 40 ) mengaku jika harga bahan baku sapu glagah mahal, karena harus di datangkan dari kabupaten Purbalingga,
“Karena stok bahan baku terbatas, akhirnya kami harus mendatangkan dari Purbalingga” ujar Tarno, kepada awak media pada Sabtu sore ( 21/10 ).
Terpisah, Giarto ( 45:) pembuat sapu glagah Warga Desa Watukumpul mengatakan hal yang sama, ia mengeluhkan tidak hanya masalah bahan baku saja, akan tetapi tenaga kerja pembuat sapu glagah sekarang juga kesulitan,
“Banyaknya warga yang memilih merantau keluar kota, menjadikan produksi sapu glagah belum bisa memenuhi pasaran” kata Giarto.
” Padahal dalam satu bulan, masing -masing pekerja bisa membuat sapu sampai 100 biji, dengan harga penjualan antara 10 – 15 ribu perbiji, dan ada upah lumayan untuk pekerja” terangnya.
Industri Sapu Glagah di Desa Watukumpul, Kecamatan Watukumpul saat ini mengalami prospek bagus, dengan semakin meningkatnya permintaan pasaran, akan tetapi keterbatasan bahan baku dan kekurangan tenaga kerja menjadi kendala untuk memenuhi permintaan pasar.
Giarato dan Tarno, berharap ada solusi dan peran serta dari Pemerintah setempat, demi tumbuh kembang, sentral industri pembuatan sapu, yang menjadi kebanggaan Kabupaten Pemalang ( Ragil Surono ).