READNEWS.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan fenomena cuaca panas dan kering yang dialami di wilayah Jakarta pada bulan Desember 2023, meskipun seharusnya telah memasuki musim penghujan, hal tersebut dapat dijelaskan oleh sejumlah faktor kompleks yang mempengaruhi kondisi atmosfer.
Dengan meningkatnya suhu yang signifikan akhir-akhir ini dapat disebabkan oleh anomali suhu permukaan laut di sekitar wilayah Jakarta dan pola sirkulasi atmosfer yang mempengaruhi kondisi cuaca serta sistem tekanan udara yang tinggi di wilayah tertentu, hal ini dapat menyebabkan udara kering dan menahan pembentukan awan hujan.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto menjelaskan kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer.
Kondisi atmosfer yang berpengaruh pada peningkatan curah hujan terkonsentrasi di wilayah Jawa bagian tengah dan timur selama beberapa hari.
“Saat ini memang secara umum wilayah Jawa sudah memasuki musim hujan, meskipun kondisi hujan dalam beberapa hari terakhir terjadi belum merata dengan lama durasi yang bervariasi,” ujar Guswanto, Senin (18/12/2023).
“Kondisi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer di mana dalam beberapa hari terakhir aktifitas fenomena atmosfer yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan lebih terkonsentrasi di wilayah Jawa tengah dan timur,sementara di wilayah Jawa bagian barat tidak terlalu signifikan,” tambahnya.
Faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap kondisi panas dan kering adalah aktivitas manusia, terutama urbanisasi dan perubahan tata guna lahan dan pembangunan perkotaan yang cepat dapat mengubah pola aliran udara dan memicu peningkatan suhu lokal.
Selain itu, Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pola hujan dan suhu di berbagai wilayah. Fenomena ini dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan ekstrem, seperti panas yang berlebihan pada musim yang seharusnya basah.
Guswanto mengungkapkan kondisi ini akan bertahan hingga satu minggu. Khususnya di wilayah pulau Jawa.
“Sekitar sepekan ke depan, terutama di pulau Jawa ya,” ucap Guswanto.
Oleh karena itu, pemantauan terus-menerus terhadap kondisi atmosfer, suhu permukaan laut, dan pola sirkulasi udara diperlukan untuk memahami dan meramalkan perubahan cuaca secara lebih akurat.
Dalam menghadapi kondisi ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampak, peningkatan suhu, dan kondisi cuaca ekstrem lainnya. (AHK)