Siti pun berbicara untuk pentingnya memodifikasi cuaca di jakarta yang dinilai sulit bergerak karena areal berbukit.

“Oleh karena itu, ketika teknik modifikasi cuaca harus di lakukan, memang kita juga mempelajari perilaku alam juga. Jadi ada awan-awan yang mengandung uap air yang cukup menjadi hujan. Kenapa ini disebut harus dilakukan modifikasi cuaca? Sebab, saya bilang Jakarta itu posisi geomorfologisnya itu seperti kipas aluvial,” ujarnya.

“Jadi dia flat dikelilingi oleh areal berbukit sehingga flow udaranya tidak mudah untuk dia bergerak. Karena tidak mudah itu, maka kadang-kadang awan itu hanya terpaksa jatuhnya di laut, jatuhnya di laut aja,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Siti mengatakan dengan perbantuan alat canggih yang dapat membantu untuk memodifikasi polusi udara saat ini.

“Nah dengan modifikasi cuaca, dilihat, ketika ada awan yang cukup uap air untuk bisa jatuh di daerah-daerah tertentu ya di jatuhkan aja. Jadi teknologi itu,” pungkasnya. (Ardy)