Senin, 25 Nov 2024
xPasang iklan readnews
Iklan di ReadNews Pasti Untung

Para Akademisi Soroti Debat Cawapres 2024, Begini Ulasannya

waktu baca 3 menit
Senin, 22 Jan 2024 15:07 0 214 Abd Latif

READNEWS.ID, JAKARTA – Debat keempat cawapres 2024 yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta pada Minggu (21/1/2024) kemarin kembali menjadi sorotan para akademisi.

Pasang Iklan

Tema debat cawapres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kali ini mengusung tema energi, sumber daya alam, pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.

Pengamat Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof. Anang Sujoko menilai penampilan dari tiga calon wakil presiden (Cawapres) dalam debat keempat 2024, secara keseluruhan belum ada solusi atau program strategis dan terkesan normatif.

“Kalau dilihat secara keseluruhan, tiga cawapres belum menawarkan atau menyampaikan solusi atau program strategis dalam mengatasi permasalahan dalam tema debat kali ini, baik sumber daya alam, masyarakat adat, agraria dan lain-lain,” ujarnya, Minggu (21/1/2024).

Pasang Iklan

Prof. Anang Sujoko menambahkan, solusi yang di tawarkan ketiga cawapres tersebut tidak disertai argumentasi yang kuat sehingga potensi dari solusi itu belum mereka paparkan.

“Solusi yang ditawarkan tidak disertai dengan argumentasi yang kuat. Sehingga bagaimana tingkat keberhasilan atau potensi dari solusi itu belum dipaparkan dengan meyakinkan. Padahal dalam debat ini poinnya adalah untuk meyakinkan solusi yang disampaikannya,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam bahwa ketiga kontestan debat, yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud Md sudah semestinya tampil substantif dengan lebih mengedepankan solusi pada setiap permasalahan yang dibahas.

“Kalau dari pandangan saya, sebenarnya masih banyak permasalahan yang belum terjawab oleh para calon presiden. Jadi debat ini bukan sekadar ide, tetapi harus lebih memberikan detail solusi pada permasalahan. Calon wakil presiden punya peran menebalkan simpati kepada publik, sekaligus punya sistematis yang kuat,” ujarnya, Minggu (21/1/2024).

Penggiat lingkungan hidup Universitas Airlangga (Unair), Putri Indah juga menyoroti ketidakjelasan solusi konkret terhadap masalah lingkungan hidup.

“Isu lingkungan hidup sudah semakin mendesak, para pemilih sebenarnya membutuhkan rencana yang lebih rinci dan terukur dari ketiga kontestan,” ujarnya, Senin (22/1/2024).

Peneliti lingkungan hidup dan Ekosistem, Universitas Indonesia (UI), Dr. Mega Sari mengungkapkan, kurangnya fokus pada perlindungan ekosistem seperti deforestasi dan eksploitasi sumber daya alam pada debat cawapres kali ini.

“Isu-isu seperti deforestasi dan eksploitasi sumber daya alam perlu lebih mendalam dibahas agar pemilih dapat menilai sejauh mana ketiga cawapres ini siap melibatkan masyarakat dalam pelestarian alam,” ujarnya, Minggu (21/1/2024).

Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam justru lebih menyoroti cawapres Mahfud MD yang seperti oposisi pemerintahan Presiden Jokowi. Padahal Mahfud juga bagian dari kabinet, yakni Menko Polhukam.

“Selaku Menkopolhukam, Mahfud MD justru secara vulgar memainkan sikap dan narasi oposisi, dengan mengkritik keras sejumlah kebijakan dan pendekatan pemerintahan Jokowi,” kata Khoirul, Minggu malam (21/1/2024).

Khoirul juga mengomentari ketika Mahfud bicara tentang kejanggalan subsidi pupuk, food estate, petani dan peternak yang tidak berdaulat hingga impor pangan.

“Sikap kritis Mahfud ini tampaknya menjadi cermin dari kian mengerasnya sikap politik PDIP kepada pemerintahan Jokowi saat ini,” kata Khoirul.

Peneliti Charta Politika Indonesia, Ardha Ranadireksa berpendapat Mahfud tampil lebih tertata. Hal itu terlihat dari penampilan Mahfud yang langsung menyasar isu-isu prioritas.

Dia membandingkan dengan performa Mahfud di debat sebelumnya. Kala itu, Mahfud menghabiskan waktu pernyataan pamungkas dengan hanya mengenalkan 21 program prioritas yang rumit dicerna.

“Di debat ini dia langsung dengan concern subsidi pupuk petani yang meningkat di saat jumlah petani semakin dikit. Lalu dia singgung polusi dan kerusakan lingkungan,” kata Ardha, Minggu (21/1/2024).

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, mengatakan banyak perdebatan dari awal sampai akhir hal-hal yang substantif itu hilang.

“Di antara sekian banyak perdebatan dari awal sampai akhir hal-hal yang substantif itu hilang, begitu banyak narasi-narasi gimmick yang memang relatif sering muncul tadi malam,” ucap Adi, Senin (22/1/2024). (AHK)

xAyu Octa Lip care Serum