SBY bahkan mengatakan bahwa manuver Anies Baswedan itu sebagai keputusan gelap yang tidak sesuai kesepakatan politik yang ditandatangani oleh masing-masing pimpinan Partai Demokrat, PKS, dan NasDem. “Anggaplah kita salah kali ini, tetapi kita belajar mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan,” ujarnya.
Bahkan selama berkarier menjadi politisi, SBY mengaku tak pernah melihat manuver politik yang sangat tak beretika seperti yang dilakukan Anies. “Saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini. Menurut saya melampaui batasan etika,” ungkap SBY.
Di sisi lain, SBY bersyukur ditikung dan ditinggalkan Partai NasDem dan Anies saat ini. Artinya, manuver tersebut tak terjadi sehari sebelum batas pencalonkan capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Memang kita ditikung dan ditinggalkan seperti ini sekarang. Bayangkan kalau ditikung dan ditinggalkannya kita ini satu dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU,” ujar SBY.
“Sekali lagi, kita patut bersyukur. Karenanya mari kita hadapi semua ujian dan cobaan ini dengan tegar, sambil berikhtiar kita menjalin jalan keluarnya,” sambung Presiden ke-6 Republik Indonesia itu. (AHK)