“Baik, masih sibuk dengan bisnis. Kamu sendiri gimana? Tiba-tiba balik ke Palu, ada rencana apa?”
Adhi tersenyum. “Aku mau mulai bisnis event organizer di sini. Aku pikir Palu punya potensi besar untuk industri hiburan dan acara.”
Bayu mengangguk setuju. “Itu ide bagus, Bro. Di sini memang butuh lebih banyak event yang bisa menarik perhatian anak muda. Tapi kamu sudah punya rencana detail? Sponsor? Venue?”
Adhi mengeluarkan catatan kecil dari tasnya. “Aku sedang menyusun konsep acara pertama. Acara ini dalam rangka Hari Ulang Tahun Kelurahan Birobuli Selatan yang ke sepuluh. Aku ingin membuat pagelaran musik indie band. Aku butuh bantuanmu untuk menghubungkan dengan beberapa sponsor dan perizinan acara.”
Bayu mengangguk sambil membaca catatan Adhi. “Bisa, aku kenal beberapa orang yang mungkin tertarik. Kita bisa coba atur pertemuan dengan mereka.”
Percakapan mereka terus berlanjut, membahas strategi dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mempersiapkan event pertama Adhi di Palu. Ia merasa semakin optimis dengan masa depannya di kota ini.
Beberapa minggu berlalu. Adhi sibuk mengurus berbagai persiapan untuk event pertamanya. Ia berhasil mendapatkan sponsor, mengurus perizinan, dan mencari lokasi yang tepat untuk acara tersebut. Semangatnya semakin membara, terutama setelah melihat dukungan dari orang-orang terdekatnya.
Hari yang dinanti pun tiba. Pagelaran Musik Indie dalam rangka HUT Kelurahan Birobuli yang ke-10 resmi digelar. Ratusan grup band indie dari seluruh Kota Palu turut serta dalam ajang ini. Arena yang disiapkan penuh sesak oleh para penonton yang antusias.
Lampu-lampu panggung berpendar, suara musik menggema di seluruh area. Acara yang berlangsung dari Pagi hingga dini hari ini menjadi pesta bagi para pecinta musik indie. Adhi yang berdiri di sisi panggung memperhatikan semuanya dengan penuh kebanggaan.
“Luar biasa, Bro! Acara ini sukses besar!” kata Bayu sambil menepuk bahu Adhi.
“Iya, ini di luar ekspektasi. Aku nggak nyangka akan seramai ini,” jawab Adhi, matanya berbinar.
Salah satu perwakilan sponsor mendekat dan mengulurkan tangan. “Terima kasih, Adhi. Penjualan produk kami hari ini luar biasa. Kami ingin bekerja sama lagi di event berikutnya!”
Adhi tersenyum lebar. “Saya sangat senang mendengarnya. Kita pasti bisa merencanakan sesuatu yang lebih besar lagi.”
Kesuksesan ini menjadi titik balik bagi Adhi. Ia kini semakin dikenal di Kota Palu sebagai seorang event organizer berbakat. Dengan semangat yang membara, ia mulai merancang acara-acara yang lebih besar.
Ibunya dan keluarganya bangga melihat pencapaiannya. Hari demi hari, relasi dan kenalan Adhi semakin bertambah. Kepercayaan dari klien pun mulai mengalir deras. Dari keterpurukan, Adhi kini bangkit menuju masa depan yang lebih gemilang.
Malam itu, setelah acara berakhir, Adhi duduk di teras rumahnya, menikmati angin malam yang sejuk. Ia menatap bintang-bintang di langit dan tersenyum puas. Ia tahu, ini baru permulaan. Masih banyak tantangan di depan, tetapi ia siap menghadapinya.
Dengan keyakinan dan tekad yang kuat, Adhi bersumpah dalam hati: ia akan terus maju, menciptakan event-event luar biasa, dan membawa kebahagiaan bagi banyak orang.
Perjalanan barunya di Palu baru saja dimulai.
(bersambung)