Iapun meminta agar Rektor Unsimar Poso tidak memberikan pernyataan yang justru meresahkan publik.

“Stop pembohongan kepada publik. Tidak benar jika dikatakan bahwa kedatangan tim EKPT salah satunya untuk memotret kampus dalam rangka meningkatkan akreditasi kampus dari B ke akreditasi Unggul.

“Tim EKPT itu tidak ada urusannya dengan akreditasi kampus. Tolong jangan bohongi publik. Publik harus tahu tim EKPT itu adalah eksekutor yang datang karena menindaklanjuti hasil temuan LLDIKTI. Mereka tidak akan turun jika tidak ada indikasi penyalahgunaan yang terjadi. Dan kategori sanksinya hanya dua, sedang dan berat. Jika sedang maka sanksinya pembinaan enam bulan, yakni tidak boleh menerima mahasiswa baru, tidak boleh ada wisuda, atau sanksi berat yang bisa mengarah pada pencabutan izin operasional kampus,” tambah Fitria yang diamini dosen lainnya.

Karena itu, aksi demo yang dilakukan kata Vivi merupakan bagian dari tindakan penyelamatan kampus Unsimar Poso agar hasil tim EKPT itu segera disikapi sehingga tidak sampai mengarah pada pencabutan izin operasional kampus.

“Kita sayang Unsimar. Bagaimana nasib para dosen dan ribuan mahasiswa jika kemungkinan terburuk itu terjadi. Andai saja pimpinan Unsimar waktu kedatangan awal LLDIKTI mau membuka diri terhadap temuan, mungkin tim EKPT tidak sampai datang. Kita orang akademisi, mari membuka diri demi kemaslahatan orang banyak (mahasiswa). Kita ingin agar Unsimar ini lebih maju kedepan,” paparnya dengan wajah yang nampak sedih.

Fitria juga mengaku kecewa dengan Yayasan Unsimar Poso dalam hal ini Pemda Poso yang hingga saat ini belum memberi solusi dari persoalan yang terjadi di kampus.

“Hingga demo hari ketiga ini, belum ada langkah tegas atau solusi yang diambil oleh yayasan. Memang perwakilan yayasan sudah pernah berdialog dengan para dosen dan berjanji akan menyurat dalam waktu dua hari kepada pimpinan kampus. Tapi sampai hari ini tidak ada. Situasi ini sudah sangat urgen, ini bukan hal yang main main. Ini untuk menyelamatkan kampus. Kami ingin yayasan hadir,” timpalnya.

Ironisnya, pihak yayasan melalui ketua yayasan Unsimar, yakni Sekab Poso, Heningsih Tampai yang dikonfirmasi media ini via ponselnya terkesan abai tanpa memberikan tanggapan sedikitpun. (SYM)