Pergeseran Bertani dari Agriculture ke Agribisnis
Menurut Rohani, penilaian terhadap 15 Petani Aktor Milenial itu, melalui 3 tahap. Yakni dengan presentasi usaha tani masing-masing. Lalu, wawancara. Serta, survei lapangan untuk memvalidasi usaha tani mereka.
Setelah 15 finalis terkumpul, baru para Petani Aktor Milenial mengikuti program penumbuhan dengan pembekalan pelatihan dasar kewirausahaan, yang masih berlangsung hingga hari ini.
“Tujuan pelatihan ini, adalah untuk mengubah mindset dan karakter bahwa pertanian dulu agriculture, kini bergeser ke agribisnis. Jadi dari sekedar kultur atau kebiasaan turun temurun menjadi sebuah bisnis,” ucap Rohani.
Selain dari Bapeltan Jambi, pelatih dalam pelatihan ini sendiri juga ada dari Duta Petani Milenial Nasional yang berasal dari Bali yang sudah berhasil. Di mana, ia sudah terapkan smart farming (bertani cerdas-red) di Bali.
Yang harapannya, ia bisa menularkan keberhasilannya ke Petani Aktor Milenial di Tapsel. Setelahnya, para Petani Aktor Milenial ini akan memasuki tahapan pelatihan teknis.
Baik itu budidaya (pra tanam) atau pemasaran (pasca panen).
Lalu, masuk ke pelatihan non teknis meliputi, bagaimana mengurus izin usaha, e-katalog, dan lainnya, yang intinya menyusun kekuatan usaha taninya. Kemudian, Bapeltan Jambi dan PT AR, lakukan pendampingan.





