Terkhusus PT ANA sebagaimana press releasenya tertanggal 14 Juni 224, Eva Bande menilai, perusahaan ini jelas-jelas beroperasi secara illegal dalam kurun waktu hampir dua dekade, dan tidak mendapatkan respon secara serius dari Pemerintah provinsi Sulteng, termasuk sejak kepemerintahan Gubernur Rusdi Mastura dan Wagub Ma’mun Amir, tidak ada langkah kongkrit pemberian sanksi tegas terhadap PT ANA yang melakukan praktik illegal, melanggar aturan yang berlaku plus memenjarakan dan mengintimidasi secara terus menerus petani-petani kecil di Morowali utara.
“Sehingga penting Wagub Sulteng ketahui, bahwa Ia telah gagal dalam menjalankan fungsi kepemerintahannya bersama Rusdy Matura.” Terang Eva Bande, sekaligus Kordinator FRAS Sulteng.
Dikatakan Eva, pihaknya mencatat terdapat 5 kabupaten yang intensitas konflik agraria di sektor perkebunan sawit skala besar ini terjadi, yakni, di Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Banggai, Kabupaten Poso, kabupaten Donggala dan kabupaten Buol, yang juga perusahaan-perusahaan besar memicu konflik itu terjadi.
Sebut saja di Morut, kata Eva, terdapat Astra Group, begitupun di Poso dan Donggala. Di kabupaten Banggai terdapat modal besar PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS) juga ada anak perusahaan Central Sulawesi dan Kencana Agri Group yakni PT Sawindo Cemerlang yang sejak dua puluh tahun lalu tiada henti merampas tanah rakyat dan memenjarakan rakyat di Banggai. Ditambah lagi anak perusahaan Murdaya Poo, PT HIP di Buol, sampai saat ini masih berkonflik dengan ratusan petani plasma.
“Ini tentunya harus menjadi evaluasi secara utuh bagi Pemerintah Provinsi Sulteng, dimasa-masa akhir kepemerintahan mereka, kartu merah dari masyarakat sipil akan kinerja Pemprov Sulteng, dalam kinerja 4 tahun terakhir ini menjadi sangat relevan atas amarah rakyat, sebab kepemerintahan saat ini di Sulteng, sangat-sangat tidak berpihak kepada masyarakat kecil. Dari rangkaian pernyataan yang dikeluarkan oleh Gubernur dan Wagub sangat menjelaskan keberpihakan pemerintah, lebih mengarah kepada para pemilik modal bukan menjadi tameng rakyat yang seharusnya.” Pungkas Eva.(SYM)