READNEWS ID, PEMALANG – Sejarah Keberadaan gunung gajah di desa Gongseng, kecamatan Randudongkal, kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, menyimpan kabut sejarah masalalu, , sampai sekarang masih menjadi centang perenang perdebatan para pemerhati sejarah, tokoh dan penulis geografi kota Pemalang.
Hingga sampai saat ini, belum ada literatur pasti tentang gunung yang berwujud seekor gajah yang sedang duduk posisinya.
Salah seorang pemerhati sejarah gabupaten Pemalang Rabadi (63) ketika dikonfirmasi lewat sambungan teleponnya pada Jum,at (21/7), mengatakan jika gunung gajah merupakan sejarah purbakala Kabupaten Pemalang, yang hingga saat ini pemerintah kabupaten Pemalang sendiri belum pernah mengungkap akan keberadaan sejarah daerahnya sendiri yang berada di situs gunung gajah.
“Pada saat daerah Pamalang belum bernama Pemalang, merupakan hutan belantara yang banyak didiami binatang buas yang berukuran besar” kata Rabadi mengawali ceritanya.
“Lalu ada seorang tokoh bernama Ki Malang membuka Daerah Pamalang dengan membuka hutan belantara, termasuk menggiring semua binatang buas untuk di relokasi agar tidak bercampur dengan pemukiman penduduk” Jelasnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan,kemungkinan semua binatang termasuk gajah-gajah Besar, digiring ke suatu daerah hutan belantara yang sekarang masuk wilayah desa Gongseng, kecamatan Randudongkal, gajah-gajah dan hewan besar lainnya mati beribu tahun lamanya membantu menjadi fosil besar yang sekarang berwujud gunung gajah tersebut.
Konon gunung tersebut gajah beneran yang orang sekarang menanamkan gunung gajah, dan secara akademis di desa Semedo, kecamatan Kedungbanteng, kabupaten Tegal yang berbatasan langsung dengan kabupaten Pemalang banyak ditemukan ratusan fosil hewan dan ada juga fosil manusia serta tumbuhan yang berumur ribuan tahun, secara resmi sekarang Semedo di jadikan museum Fosil oleh Pemerintah kabupaten Tegal.
Terpisah, Seorang warga kelurahan Mulyoharjo, kecamatan Pemalang kota bernama pak Sam ( 60 ) mengaku beberapa kali menemukan benda-benda fosil, seperti gading gajah, tengkorak manusia, bahkan satu tundun (rangakaian buah pisang) yang sudah membatu menjadi fosil .
“Dulu sebelum di tutup oleh pihak pemerintah setempat, di semedo banyak di temukan fosil- fosil dan jika ditarik lurus ke timur arah gunung Gajah di desa Gongseng , kecamatan Randudongkal, kabupaten Pemalang, itu merupakan rangkaian sejarah purbakala Kabupaten Pemalang, yang terbatas si oleh aliran kali rambut (sungai) yang menjadi tapal batas ke dua wilayah kabupaten Pemalang dan Tegal” pungkasnya. (Ragil Surono)