READNEWS.ID, OPINI – Pada peringatan ke-79 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, masyarakat di seluruh dunia mengingat kembali bagaimana kehidupan penuh penderitaan selama masa perang dan penjajahan. Saat itu, negara-negara yang berada dalam posisi pertahanan militer lemah atau bahkan belum terbentuk sebagai negara berdaulat mengalami kesulitan luar biasa.

Di momen bersejarah ini, bangsa Indonesia kembali merenungkan perjuangan yang mengantarkan kemerdekaan dari penjajahan. Perlawanan yang dilakukan oleh petani, buruh, golongan nasionalis, dan kelompok agamis menjadi cikal bakal perjuangan seluruh masyarakat untuk meraih status negara yang merdeka dan berdaulat.

Meskipun Indonesia telah merdeka dan berdaulat, berbagai bentuk penjajahan gaya baru masih mengancam kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor pertanian. Menurut Humas Kementerian Pertanian Republik Indonesia, salah satu ancaman utama adalah para tengkulak yang bertindak seperti penjajah bertopeng dengan mengambil keuntungan berlebih dari petani yang berada dalam posisi rentan.

Hal ini menjadi nyata di Provinsi Sulawesi Tengah, di mana petani menghadapi berbagai tantangan serius. Dalam rangka memperingati kemerdekaan Republik Indonesia, Ketua Garda Tani bersama seluruh petani di Sulawesi Tengah menyampaikan tiga poin penting terkait permasalahan yang mereka hadapi:

  1. Akses Modal yang Terbatas:
    • Petani sering kali bergantung pada modal dari pihak swasta atau tengkulak untuk memenuhi kebutuhan mereka.
    • Hutang petani kepada tengkulak harus dilunasi dengan hasil pertanian yang dibayar jauh di bawah harga pasar.
    • Hal ini menyebabkan panen petani tidak cukup untuk menutupi hutang, dan sering kali, lahan pertanian diambil alih oleh tengkulak untuk dikelola sebagai ganti hutang.
    • Akibatnya, petani terkadang terpaksa menjadi buruh di lahan pertaniannya sendiri.
  2. Keterbatasan Sarana Produksi Pertanian Bersubsidi:
    • Pupuk bersubsidi tidak mencukupi kebutuhan petani, dengan distribusi yang hanya sampai tingkat kecamatan dan tidak menjangkau langsung ke desa-desa.
    • Tengkulak sering menjadi fasilitator distribusi pupuk, yang memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan dari biaya distribusi dan pembiayaan.
    • Petani menghadapi kesulitan dalam mengakses pupuk, pestisida, dan sarana pertanian lainnya, meningkatkan ketergantungan mereka terhadap tengkulak.
  3. Rendahnya Harga Komoditas Pertanian:
    • Tengkulak memonopoli harga dan mengendalikan pasar, sehingga petani yang terikat hutang kesulitan untuk meningkatkan produksi.
    • Petani menghadapi masalah dalam memasarkan hasil panen kepada pengepul lain karena hutang yang harus dibayar dengan harga murah.
    • Mereka juga terancam tidak mendapatkan modal jika menjual hasil panen kepada pengepul lain.
Contoh alt