Sebelumnya, Nugroho menyinggung terkait pentingnya konsep Petani Aktor Milenial ini. Jika berkaca ke dunia luar, misalnya Rusia saat ini, walau alutsistanya canggih, namun pasokan bahan makanan kurang.
Ini menjadi satu kelemahan. Karena, prajurit militernya tidak fokus dan tak bisa berpikir strategis. Sehingga, ketika ada serangan dari negara lain seperti Ukraina, banyak jatuh korban jiwa dari pihak Rusia.
Artinya, sektor pertanian sangatlah penting dan justru menjadi pertahanan dasar suatu negara sebelum kemiliteran. Jika pasokan pangan tercukupi, maka untuk mencukupi sektor lain, pastinya akan jauh lebih mudah.
Untuk itu, pihaknya berharap, adanya dukungan dari pemerintah ke Petani Aktor Milenial ini misalnya, di bidang pemasaran. Tujuannya, misal untuk menjaga kestabilan harga pangan.
Dan ini menurutnya, butuh kerjasama antar Kementerian Lembaga terkait. Sebelumnya, kata dia, di Jambi juga ada terbentuk 3 Petani Milenial yakni, di Kota Jambi, Kabupaten Batang Hari dan Muaro Jambi.
Di mana, pihaknya mensimulasikan para Petani Milenial itu saat ini di Tapsel. Ini berarti, jika menelisik lebih dalam, di setiap daerah pasti ada potensi Petani Milenialnya.
Di Tapsel sendiri, menurutnya, awalnya pihaknya pesimis. Rupanya, setelah melewati masa pendaftaran audisi, akhirnya mereka bertemu juga dengan potensi Petani Aktor Milenial.
Bahkan, potensi Petani Aktor Milenial di Tapsel tak jauh berbeda dengan Duta Petani Milenial daerah lain, yang misalnya sudah berhasil seperti di Bali. Tinggal lagi, mereka butuh asuhan dan mendapat tempat di lingkungan yang tepat.
Ketika mendapat ruang untuk bicara, ide-ide Petani Aktor Milenial di Tapsel juga brilian. Pihaknya optimis Petani Aktor Milenial di Tapsel akan berhasil.
“Karena secara dasarnya sama dengan petani milenial yang sudah berhasil di daerah lain misal di Jawa dan Bali,” tukasnya menutup.