Langkah ini mengundang respons yang beragam dari masyarakat. Sebagian masyarakat Sulawesi Tengah, yang mayoritas Muslim, mulai memperdebatkan kemungkinan bahwa jika Cudy, panggilan akrab Rusdy Mastura, berhalangan atau meninggal dunia saat menjabat, maka Provinsi Sulawesi Tengah akan dipimpin oleh Gubernur yang beragama Nasrani.

Isu yang dulu pernah menghantam Pasangan HEBAT. Kini berpotensi menghantam pasangan Cudy-Agusto.

Pertanyaan yang muncul adalah: Apakah masyarakat Sulawesi Tengah akan bersikap sama seperti mereka bersikap terhadap Pasangan Hebat di tahun 2020?

Ataukah masyarakat sudah belajar dari pengalaman tersebut dan akan lebih bijaksana dalam menanggapi isu-isu yang sifatnya memecah belah?

Apakah masyarakat akan memilih pemimpin berdasarkan kemampuan dan visi mereka untuk memajukan daerah, atau akan kembali terjebak dalam permainan politik berbasis isu keagamaan?

Realitas politik di Sulawesi Tengah, seperti halnya di banyak daerah lain di Indonesia, masih sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional seperti agama dan etnisitas. Namun, semakin sering masyarakat dihadapkan pada situasi serupa, semakin jelas bahwa permainan politik yang memanfaatkan isu-isu sensitif ini hanya akan merugikan semua pihak dalam jangka panjang.

Karma politik yang mungkin saja membayangi pasangan Cudy-Agusto seharusnya menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa strategi kampanye yang bertumpu pada isu-isu pemecah belah hanya akan mengarah pada ketidakstabilan sosial dan politik.

Lebih dari itu, ini adalah momen bagi masyarakat Sulawesi Tengah untuk membuktikan bahwa mereka bisa melewati ujian ini dengan lebih bijak dan memilih pemimpin berdasarkan kapabilitas dan integritas, bukan berdasarkan isu yang berpotensi memecah belah.

Masyarakat Sulawesi Tengah diharapkan tidak hanya menjadi penonton dalam drama politik ini, tetapi juga menjadi aktor yang aktif dalam menentukan arah masa depan daerah mereka.

Dengan bersikap bijaksana dan kritis, masyarakat dapat membuktikan bahwa mereka tidak mudah terpengaruh oleh narasi negatif yang hanya bertujuan untuk kepentingan politik sesaat. Hanya dengan demikian, Sulawesi Tengah dapat benar-benar mencapai kemajuan yang diimpikan oleh semua pihak.