READNEWS.ID, POSO – Tidak bisa dipungkiri, program pemerintah untuk menurunkan angka stunting merupakan suatu pekerjaan yang tidak semudah membalik telapak tangan.
Dari berbagai program yang sudah dilakukan. Seperti, rembuk stunting, program bantuan pangan bergizi, pembetukkan kader maupun relawan stuntiing hingga pada semua tingkatan, Inovasi Bupati Poso Mosintuwu Momporewu Balita stunting yang melibatkan Unsur Muspida, semua OPD se kabupaten Poso, instansi Vertikal, BUMN untuk Pencegahan dan Penurunan angka Stunting diwilayah kabupaten Poso, semuanya telah berperan serta berkontribusi pada upaya menurunkan angka stunting secara nasional.
Namun demikian, seperti yang disampaikan kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ((P2KB), kabupaten Poso, melalui Kepala bidang (Kabid), Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Silfa Kaseside, SH,. Salah satu program strategis yang coba galakkan Pihak Dinas P2KB kabupaten Poso adalah program kegiatan Kemah Generasi Remaja (Genre).
Dikatakan Silfa, dari pengamalan pelaksanaan kegiatan kemah Genre yang dilaksanakan pada tanggal 7 hingga 9 juni 2024 lalu, tampak antusiasme kalangan generasi muda, terutama kalangan remaja untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Selain dapat menyentuh langsung dikalangan remaja, kemah Genre kata Silfa, sangat efektif membangun tingkat kesadaran di kalangan remaja akan bahaya stunting.
“Masa remaja merupakan usia yang juga rentan. Makanya, dengan terus memberikan masukan pada saat di gelarnya kemah Genre, otomatis akan terbangun sebuah pemahaman terkait stunting serta berimplikasi pada antisipasi maraknya pernikahan dini” ungkapnya
Khusus tahun 2024, saat di gelarnya kemah Genre di salah satu destinasi wisata Siuri Cotage, desa Toinasa , kecamatan Pamona Barat, kabupaten Poso, pihak Dinas P2KB kabupaten Poso dapat mengikutkan 200 peserta kemah Genre. “Jika dapat dilaksanakan lebih masif dan berkesinambungan, akan semakin luas kesadaran di kalangan remaja akan arti pentingnya mencegah stunting dan terhindar dari pernikahan dini” urai Silfa.
Yang pasti kata Silfa, kemah Genre memberikan pemahaman dengan tidak meninggalkan trend dunia remaja. Dimana kegiatan ini, selain mengajak remaja untuk cinta akan lingkungan, mereka juga di berikan pemahaman, berupa pembekalan materi seperti, ceramah, tanya jawab, curah pendapat, simulasi, demonstrasi serta permainan/outbond.
“Semua materi serta kegiatan selalu mengarahkan pada kesadaran remaja menyangkut bahaya serta dampak negatif akan pernikahan dini serta bahaya akan stunting” pungkas Kabid. (SYM)