“Masa remaja merupakan usia yang juga rentan. Makanya, dengan terus memberikan masukan pada saat di gelarnya kemah Genre, otomatis akan terbangun sebuah pemahaman terkait stunting serta berimplikasi pada antisipasi maraknya pernikahan dini” ungkapnya
Khusus tahun 2024, saat di gelarnya kemah Genre di salah satu destinasi wisata Siuri Cotage, desa Toinasa , kecamatan Pamona Barat, kabupaten Poso, pihak Dinas P2KB kabupaten Poso dapat mengikutkan 200 peserta kemah Genre. “Jika dapat dilaksanakan lebih masif dan berkesinambungan, akan semakin luas kesadaran di kalangan remaja akan arti pentingnya mencegah stunting dan terhindar dari pernikahan dini” urai Silfa.
Yang pasti kata Silfa, kemah Genre memberikan pemahaman dengan tidak meninggalkan trend dunia remaja. Dimana kegiatan ini, selain mengajak remaja untuk cinta akan lingkungan, mereka juga di berikan pemahaman, berupa pembekalan materi seperti, ceramah, tanya jawab, curah pendapat, simulasi, demonstrasi serta permainan/outbond.
“Semua materi serta kegiatan selalu mengarahkan pada kesadaran remaja menyangkut bahaya serta dampak negatif akan pernikahan dini serta bahaya akan stunting” pungkas Kabid. (SYM)