READNEWS.ID, PADANGSIDIMPUAN – Sebagai bentuk niat tulus dan rasa kepedulian, Kajari Padangsidimpuan, Dr Lambok MJ Sidabutar, SH, MH, beri trauma healing bagi para korban asusila anak di bawah umur, Selasa (23/04/2024) pagi.
Dalam program yang berlangsung door to door ini, Kajari juga tampak menggandeng stakeholder terkait di Kota Padangsidimpuan saat beri trauma healing ke korban asusila tersebut. Harapannya, trauma healing ini membawa dampak positif bagi para korban.
Setidaknya, Kajari berikan trauma healing terhadap beberapa korban kasus asusila terhadap anak di 3 kecamatan yakni, Padangsidimpuan Tenggara, Padangsidimpuan Selatan, dan Padangsidimpuan Utara.
Dalam kunjungan trauma healing bertajuk penyuluhan hukum secara door to door ini, Kajari tak sendiri. Ia menggandeng stakeholder terkait seperti, Dinas Sosial, Kesehatan, Pendidikan, PPPA, BPJS Kesehatan, hingga para Camat dan Psikolog.
Kajari dan rombongan, mengunjungi kediaman 7 orang yang termasuk ke dalam kasus perlindungan perempuan dan anak. 5 di antara para korban itu, termasuk di dalam kasus asusila terhadap anak di bawah umur.
Usia korban asusila ini, juga sangat variatif. Mulai dari usia yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Tak hanya korban asusila, Kajari juga memberi penerangan hukum kepada korban penelantaran dan perampasan hak asuh anak.
Kajari menjelaskan, penyuluhan hukum secara door to door ini memang sebelumnya telah berjalan. Namun, sasarannya lebih ke warga Pra Sejahtera atau kurang mampu. Namun kali ini, pihaknya memberi sentuhan berbeda.
“Hari ini, kami memberikan trauma healing terhadap warga yang jadi korban asusila khususnya bagi anak di bawah umur,” kata Kajari.
Menurut Kajari, sesuai amanat dari Undang-undang, para korban asusila khususnya anak, perlu mendapatkan recovery dari kasus yang terjadi padanya. Maka dari itu, pihaknya juga dalam kesempatan ini menggandeng Dinas PPPA Padangsidimpuan dan psikolog.
“Lalu, kita juga mengundang Dinas Kesehatan, Pendidikan, Sosial, serta pihak Kecamatan dan Kelurahan,” urai Kajari.
Kajari berharap, kerja tim yang sudah tercipta saat ini dalam menangani masalah masyarakat, kiranya tidak menjadi ajang seremonial belaka. Namun, harus ada tindaklanjut dari pemerintah, guna menuntaskan berbagai permasalahan masyarakat.
“Terkait kasus asusila, memang ini menjadi kewajiban kami untuk berikan penyuluhan. Dari beberapa korban yang kami kunjungi tadi, ada perkara yang sudah berjalan di kepolisian dan ada juga yang sudah masuk ke Kejaksaan,” ujar Kajari.
Kajari mengaku, pihaknya akan terus berupaya untuk menghadirkan keadilan setinggi-tingginya bagi masyarakat. Dengan demikian, ia berharap, kasus-kasus serupa tak terulang kembali di kemudian hari.
“Dan rata-rata korban yang kita kunjungi tadi memang kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu (Pra Sejahtera). Mungkin, ini terjadi karena orangtua sedang sibuk kerja sehingga tidak sempat perhatikan anak-anaknya,” tuturnya.
Harapan Kajari, ke depan, pemerintah lebih banyak melakukan kegiatan serupa. Ia juga menghimbau, ke para orangtua agar selalu waspada terhadap orang-orang terdekat. Sebab, biasanya pelaku asusila justru datang dari orang-orang terdekat.
“Orang-orang dekat itulah justru yang jadi monster-monster (asusila) itu,” tambah Kajari.
Kajari juga mengingatkan orangtua, agar juga jangan lengah mengawasi anak lelaki dari kasus asusila. Sebab, saat ini, tak jarang anak lelaki juga menjadi korban asusila sesama jenis.
“Jadi, baik lelaki atau perempuan, sepanjang ia belum dewasa, maka harus mendapat pengawasan ekstra dari orangtua. Maka perlu tercipta hubungan harmonis antara suami dan istri agar hal itu tak terjadi,” sebut Kajari.
Terakhir, Kajari menegaskan bahwa ia akan mengatensi berbagai kasus asusila terhadap anak. Ia bahkan sudah berjanji ke keluarga korban untuk mengatensi berbagai kasus asusila terhadap anak.
“Saya juga tak segan pertaruhkan jabatan saya untuk kasus-kasus seperti ini. Agar, para pencari keadilan mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya,” tandas Kajari mengakhiri.