“Kalau memang sumber air Mara masih memungkinkan, kenapa tidak itu saja dibenahi? Secara logika, Air Mara lebih hemat anggaran dibanding Tancueni. Dari sisi kualitas air dan keamanan masyarakat, patut dipertimbangkan matang-matang,” tambahnya.

Selain proyek air bersih yang terbengkalai, pembangunan WC pun menjadi bahan pertanyaan masyarakat. Pasalnya, fasilitas WC justru dibangun di tengah hutan, jauh dari permukiman warga, sehingga dinilai tidak efektif.

Sementara itu, upaya konfirmasi kepada Penjabat (Pj) Kepala Desa Poleganyara, Handri Tumonggi, pada Senin (28/7) belum membuahkan hasil. Saat dihubungi, teleponnya hanya berdering sekali sebelum tidak dapat dihubungi kembali.

Dari pihak pelaksana pekerjaan, beberapa warga yang terlibat menyatakan bahwa hingga kini, baik pekerjaan air bersih maupun pembuatan WC masih jauh dari kata selesai.

Kepala Inspektorat Kabupaten Poso, Sukimin, ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Rabu (18/7/2025), menanggapi serius laporan tersebut. Ia menyebutkan permasalahan ini telah dilimpahkan ke Irban V untuk ditindaklanjuti. Lima hari setelahnya,

Bahkan kata Sukimin, kembali mengirim pesan singkat bahwa surat pemanggilan terhadap Pj Kades Handri Tumonggi dan Bendahara Desa telah ditandatangani. (SYM)