“Ini contoh, betapa pentingnya pekerja informal harus kita lindungi,” ujarnya.

Lebih jauh, Bahtiar memaparkan berbagai program kerja di bidang pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, yang tentunya ekosistemnya membutuhkan dukungan dari para pekerja dan buruh.

Termasuk tentang orientasi pengembangan ekonomi Sulsel pada ekonomi hijau dan biru.

Demikian juga potensi Sulsel dengan perubahan lanskap yang terjadi setelah penetapan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, dimana sebagai salah satu daerah terdekat, Sulsel menjadi penyangganya.

Menyikapi berbagai tantangan dan isu strategi yang dihadapi bersama, lanjut Bahtiar, maka untuk pembangunan Sulsel ke depan, harus melakukan transformasi, tidak cukup dengan reformasi.

Konsolidasi transformasi menuju Sulsel yang lebih mandiri dan maju melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, yang terhampar luas baik di daratan maupun lautan dengan tetap mengedepankan kelestarian alam.

“Penting kita mulai menerapkan prinsip-prinsip pembangunan ekonomi hijau dan ekonomi biru agar kelak sumber daya yang kita miliki tetap dapat dinikmati oleh generasi kita di masa yang akan datang,” paparnya.

“Di masa depan, kami memimpikan Sulsel sebagai provinsi dengan kualitas dan daya saing manusia yang unggul sehingga mampu membawa daerah ini menjadi salah satu provinsi dengan pendapatan perkapita setara negara maju,” lanjut Pj Gubernur Sulsel.