Taman Safari Indonesia (TSI) telah menjadi pelopor konservasi sejak 1980. Saat ini, TSI mengelola enam lokasi :
- Taman Safari Bogor.
- Jakarta Aquarium Safari.
- Taman Safari Bali.
- Taman Safari Prigen (Jawa Timur).
- Taman Safari Solo.
- Safari Beach Batang (Jawa Tengah)
Dengan koleksi lebih dari 9.325 satwa dari 409 spesies, TSI berhasil menarik 6 juta pengunjung per tahun. Prestasi konservasinya pun diakui global, termasuk rehabilitasi dan pelepasliaran ribuan satwa ke habitat alami, seperti orangutan, harimau Sumatera, dan jalak Bali.
Kehadiran Taman Safari IKN tidak hanya menawarkan wisata keluarga, tetapi juga mendukung visi IKN sebagai kota cerdas berkelanjutan.
Taman ini akan menjadi laboratorium hidup untuk pendidikan biodiversitas, kolaborasi dengan universitas, serta pusat penangkaran satwa endemik Kalimantan yang terancam punah, seperti bekantan dan orangutan.
Dengan menggabungkan teknologi hijau dan konsep ramah lingkungan, TSI IKN diharapkan menjadi destinasi unggulan yang meningkatkan daya tarik investasi dan pariwisata di ibu kota baru.
Proyek ini juga berpotensi menciptakan ribuan lapangan kerja lokal, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem.
Meski demikian, pembangunan di IKN perlu memprioritaskan keseimbangan ekologi, mengingat Kalimantan merupakan habitat penting bagi satwa liar.
Otorita IKN dan TSI telah berkomitmen menggunakan material ramah lingkungan serta menerapkan sistem energi terbarukan untuk meminimalkan dampak negatif.
Dengan progres yang terencana, Taman Safari IKN diprediksi menjadi ikon baru Indonesia di peta konservasi global, memperkuat posisi negara sebagai pemimpin dalam perlindungan biodiversitas.