READNEWS.ID, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menyelenggarakan debat pertama calon presiden peserta Pemilihan Umum di Pilpres 2024 pada Selasa malam (12/12/2023) kemarin.

Sejumlah pengamat politik mulai mengungkapkan analisisnya pada terkait debat pertama yang digelar KPU RI kemarin, Dimana ke tiga capres (Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan) saling menyatakan program, visi dan misinya dihadapan publik yang juga disiarkan langsung oleh stasion televesi nasional, radio dan live streaming Youtube.

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Triyono Lukmantoro, mengatakan bahwa debat calon presiden dan calon wakil presiden memang sudah seharusnya digelar sebagai salah satu tahapan Pilpres 2024. Namun tidak banyak signifikan menaikan elektabilitas masing-masing kandidat.

“Apakah debat capres akan merubah elektabilitas tiap calon? mungkin iya tapi tidak signifikan. Orang sudah punya preferensi politik dan sudah punya kemantapan,” ujarnya.

Menurutnya, debat capres juga tidak terlalu mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan pada Pilpres 2024. Dikarenakan masing-masing masyarakat pasti sudah punya pilihan yang akan dipilih.


“Apakah dengan debat lima kali apakah akan berubah? belum tentu juga. Orang itu kalau sudah jatuh hati mau diubah gak mau,” tutur Triyono Lukmantoro dalam keterangannya yang dikutip dari situs resmi rri.co.id pada Selasa (12/12/2023).

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, juga menyimpulkan berdasarkan kajian elektabilitas yang ia lakukan bahwa debat capres-cawapres tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suara pemilih.

“Kalau mengukur elektabilitas dari hasil survei sebelum debat dan hasil survei setelah debat, dari rangkaian pilpres 2004 sampai 2019 kemarin, pengaruh debat tidak terlalu besar sebenarnya,“ jelasnya.

Sebab, ia mengatakan orang-orang yang menonton debat cenderung sudah menjadi pengikut setia alias partisan. Sementara, para pemilih mengambang atau undecided voters kebanyakan tidak berminat atau tidak terjangkau oleh debat tersebut.

Ramadhan 2025