Perihal Ananda ASK sakit, bukan karena disebabkan perkelahian tersebut seperti yang disebarkan di media, karena setelah perkelahian tersebut, pada tanggal 12 Agustus 2025, Santri ASK masih mengikuti kegiatan / lomba 17 Agustusan antar Pondok Pesantren.
Sampai tiba di penyelesaian masalah di tanggal 16 Agustus 2025 terkait perkelahian dan santri ASK di bawa pulang oleh orang tuanya masih dalam keadaan sehat, bahkan pada saat diambil ulang tanggal 18 Agustus 2025 keadaan santri ASK masih dalam keadaan sehat.
Terkait pernyataan dari postingan orang tua santri ASK, masalah bully dan persoalan adu domba itu tidak benar atas kesaksian para santri yang dikumpulkan di dalam masjid di depan wartawan.
Terkait masalah salah satu pengurus pondok yang bersuara besar/ bernada tinggi saat menegur santri yang masih berkeliaran di jam tidur siang memang benar adanya. Karena sebelumnya sudah ditegur seluruh santri untuk tidur siang dengan nada seperti biasa (tidak bernada tinggi) tetap saja masih ada santri yang melanggar, sehingga terjadi peneguran dengan suara yang lebih besar (nada tinggi). Akibat dari suara tersebut, orang tua ASK merasa tersinggung/ tidak terima serta merasa tidak dihargai. Sehingga orang tua ASK, menarik anaknya dimasukan ke mobil untuk dibawa pulang Kembali. Setelah itu orang tua santri mendatangi kembali pengurus yang bersuara besar tersebut di tangga masjid untuk mempertanyakan kenapa harus menggunakan nada tinggi saat ada orang tua santri. Sehingga pengurus tersebut menjawab bukan ditujukan untuk orang tua tetapi untuk santri sehingga orang tua dari santri ASK merasa tidak terima sambil menunjuk-nunjuk pengurus tersebut dan dilihat oleh sebagian santri dan berkata “akan saya kasuskan” dan dijawab oleh pengurus tersebut dengan kata “silakan”.
Penyebab memar di lengan sebelah kiri ASK akibat dari perkelahian yang terjadi di tanggal 12 agustus 2025 dengan santri FA. Adapun memar di bagian yang lain itu tidak diketahui penyebabnya. Karena kesaksian dari sebagian santri kalau mereka hanya melihat adanya memar di bagian lengan kiri. Menurut kesaksian dari beberapa santri, bahwa santri ASK sering menggunakan alat pemukul tubuh.
Selanjutnya, saat dikonfirmasi dan juga saat media ini merilis pemberitaan awal pihak pelaksana harian Abdu Umar mengakui jika dirinya tidak pernah membawa HP atau sering menggunakan mode silent pada hpnya saat menjelang sholat Magrib hingga usai sholat Isya. (SYM)