“Begitu juga dalam berpolitik. Saya rasa semua rakyat Indonesia yang kita perjuangkan ini sepakat untuk berpolitik secara beretika. Artinya, kita mendambakan praktik-praktik yang baik, yang tidak menghalalkan segala cara. Kita juga tidak ingin seolah semuanya bisa asal tidak boleh kalah. Cara tidak boleh menikam tujuan, cara juga harus dijiwai oleh tujuan, begitu pula sebaliknya. Ini adalah pandangan pemimpin besar Mahatma Gandhi yang juga menjadi rujukan utama dari pikiran-pikiran Presiden Soekarno. Sejak awal, kami memiliki harapan besar terhadap hadirnya sebuah perubahan dan perbaikan. Bukan perubahan biasa, tetapi perubahan besar dan fundamental yang berlandaskan pada nilai nilai dan etika. Ini tentu membutuhkan kerja keras, kerja sama dan komitmen dari semua yang ingin melakukan perubahan tersebut. Namun kenyataannya hal itu tidak mudah untuk diwujudkan komitmen menjadi barang yang langka. Kata maaf dijadikan obat yang murah untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. Ini tentu berbahaya. Jika dibiarkan bisa menjadi budaya, menjadi sebuah pembenaran dan lambat laun bisa membentuk karakter bangsa yang tidak bertanggung jawab”.

“Tentu sekali lagi kami tidak akan membiarkan itu terjadi. Untuk itu, kami tidak akan menyerah untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi kita”.

“Saudara-saudara, partai politik adalah sebuah institusi, bukan pribadi. Sehingga, ada tata kelola dan mekanismenya, apalagi pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Memilih pemimpin, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa tidak bisa hanya diputuskan begitu saja dalam hitungan menit oleh segelintir orang. Sesuai dengan konstitusi, Partai Demokrat tentu harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dan dibicarakan dalam wadah majelis tinggi partai. Sejak awal pula, Partai Demokrat telah mengingatkan untuk tidak sekali-kali melakukan fit accomply atau dalam tanda kutip, memaksa Partai Demokrat untuk menerima sebuah keputusan-keputusan yang sepihak tanpa melibatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan tersebut. Dasarnya adalah muncul trust, rasa saling percaya, juga semangat keadilan dan kesetaraan yang menjadi titik temu perjuangan”.

“Bagi kami lebih baik bersepakat untuk tidak sepakat, agree to disagree, daripada dipaksa menerima keputusan yang kami sendiri tidak terlibat dalam prosesnya. Inilah substansinya, teman-teman sekalian, sehingga kami menghimbau, janganlah hal yang besar dikecilkan, sementara hal yang kecil dibesar-besarkan”.

“Para kader Demokrat dan rakyat Indonesia di seluruh Tanah Air, kami berjanji untuk tetap teguh di jalan perubahan dan perbaikan. Kami mengajak seluruh kader Demokrat untuk tetap solid dan mengikuti langkah-langkah yang akan diambil oleh pemimpin partai. Dalam upaya memperjuangkan perubahan dan perbaikan itu, Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang visi kebangsaan dan etika politik. Mari kita songsong perjalanan politik yang baru dengan hati yang bersih, dengan niat yang baik, cara yang baik, dan tujuan yang baik. Pertama-tama, tentu dengan memberi maaf kepada siapa pun yang telah menyakiti kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kita semua bisa maafkan, walaupun tidak begitu saja melupakan. Saya pun sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan, mohon dimaafkan”.

“Mari kita buka lembaran baru ke depan, kita harus segera move on. Hari ini, kami, keluarga Partai Demokrat dengan berbesar hati, dengan kerendahan hati menyatakan move on dan siap menyongsong peluang-peluang baik di depan. Mengapa, karena pada akhirnya negara ini adalah negara yang besar, memerlukan pemikiran yang besar, jiwa yang besar, dan tindakan-tindakan yang besar. Jangan terjebak pada narasi dan isu yang bisa memecah belah sesama anak bangsa. Kita tidak tahu dalam perjalanannya ke depan, kita mungkin akan bertemu kembali dan menjalin kerja sama untuk agenda-agenda besar kebangsaan. Untuk itu, saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 ke depan, semoga sukses. Akhirnya, kepada seluruh kader Demokrat, saya berpesan, tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar. Lanjutkan kerja keras kita, tetaplah rendah hati, juga tetap percaya diri, sukses, dan kemenangan tetap bisa kita raih tanpa harus mengorbankan nilai-nilai moral etika serta kehormatan dan persahabatan. Gusti Allah mboten sare, Tuhan tidak tidur. Ia tahu apa yang kita niatkan, kita ikhtiarkan dan kita perjuangkan Insya Allah hasil tidak akan menghianati usaha. Terima kasih, Tuhan bersama kita”.

 “Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”, tutup AHY. (AHK)