READNEWS.ID, POSO – Program stunting bukanlah pekerjaan yang mudah untuk di tangani, bahkan program yang menjadi salah agenda utama dari Presiden RI Joko Widodo ini, terus berlanjut dengan melibatkan seluruh kekuatan yang ada di republik ini.
Menyikapi hal itu, tak kalah kerasnya usaha usaha Pemda Poso, dalam menindaklanjuti program Nasional ini dengan terus melakukan berbagai upaya, agar program stunting bisa sukses di wilayah Bumi Situwu Maroso.
Dengan melibatkan seluruh Steke Holder terkait, pada Poso melalui Bupati Poso tidak tanggung langsung membentuk keroyok stunting serta dengan motto “Mosintuwu Momporewu Balita Stunting”, program ini terbukti efektif menurunkan kasus bayi stunting secara signifikan di wilayah kabupaten Poso.
Kongkritnya adalah, salah satu desa yang berada di ujung barat wikyah kabupaten Poso, atau tepatnya desa Rompo, kecamatan Lore Tengah, bakal dijadikan percontohan bagi daerah daerah terkait upaya percepatan penurunan Stunting.
Seperti yang di sampaikan Sukimin yang juga kepala Badan keuangan dan Aset Daerah kabupaten Poso. Dijadikanya Rompo sebagai bakal percontohan untuk daerah lain, tidak terlepas dari upaya dan kerja keras Pemerintah Daerah, dalam hal ini program keroyok stunting yang digagas oleh Bupati Poso, Verna GM Inkiriwang.
Kata Sukimin, keroyok stunting adalah bentuk upaya yang di canangkan bupati Poso untuk menurunkan kasus stunting di suatu wilayah dengan melibatkan setiap OPD sebagai koordinatornya atau binaannya.
Badan keuangan dan Aset Daerah kabupaten Poso, bertepatan mendapat tanggung jawab di wilayah Lore Tengah dan fokus untuk desa Rompo, karena termasuk zona merah stunting pada beberapa waktu yang lalu.
“Berkat kerja sama semua pihak, akhirnya pada bulan lalu, hasil penurunan Stunting di desa Rompo turun sangat signifikan” ungkap Sukimin yang di temui media ini beberapa waktu yang lalu
Sukses penurunan Stunting untuk desa Rompo sendiri kata Sukimin, tercatat tahun 2022 terdapat 14 kasus pravelensi stunting di wilayah tersebut. Setelah dilakukan upaya saat ini, pada tahun 2023 tinggal 2 anak yang masih tersisa kasus stunting. “Kedepan kita bertekad hingga menjadi nol persen” tandas Sukimin