READNEWS.ID,BALUT – Ritual adat Sasampe, baru saja usai. Kegiatan sakral masyarakat adat Kau Mbombol yang diadakan di Kamali (Ritus atau Rumah Adat, red) Banggai Lalongo itu berlangsung sukses dihadiri unsur pemerintah Kabupaten, pemuka adat dan masyarakat dari berbagai lapisan, pada Rabu (2/8) kemarin.
Ritual Sasampe sejatinya adalah sejenis kegiatan Sedekah Bumi yang diadakan setiap tahun setelah masa panen bertepatan dengan purnama penuh (bulan 15 di langit, red).
Pada prakteknya, Sasampe merupakan bentuk ucapan syukur warga Kau Mbombol (komunitas adat “pewaris” Bakamalian Banggai Lalongo, red) atas hasil panen Ubi Banggai di tanah-tanah perkebunan mereka.
Bagi sebagian masyarakat Sulawesi, tentu sudah cukup akrab dengan tanaman satu ini. Sesuai namanya, ubi Banggai hanya akan ditemukan di Kepulauan Banggai, provinsi Sulawesi Tengah khususnya di wilayah kabupaten Banggai Kepulauan dan kabupaten Banggai Laut.
Pemuka masyarakat Kau Mbombol, Agiel “Ojeng” Lapene kepada media ini menjelaskan, dimasa lalu ubi Banggai merupakan pangan utama warga hingga di masa-masa awal kedistrikan. Namun seiring berjalannya waktu, ubi Banggai perlahan tergeser oleh dominasi beras.
Padahal lanjut dia, jika dikembangkan dengan baik, ubi Banggai bisa jadi produk pangan unggulan berbasis wilayah yang bahkan boleh dibilang lebih sehat jika disandingkan dengan beras.
“Sayangnya, riset maupun penelitian terkait pengembangan komoditas ini belum banyak dilakukan, sehingga informasi tentang potensi dan nilai keekonomiannya tergolong cukup minim,” imbuh Ojeng.
Dari beberapa literatur ilmiah diketahui saat ini setidaknya ada 29 varietas ubi Banggai semisal baku Sombok, baku Pau Ateno, baku Babangi Ungu, baku Tu Moute, baku Balayon, baku Amangkul, baku Apal dan baku Solovia yang masih bertahan di jagad Benggawi dan semuanya berpotensi untuk dikembangkaan sebagai varietas unggul lokal spesifik.
Akhirnya kata Ojeng mengutip sambutan wakil Bupati Balut, Ablit H.Ilyas yang mewakili bupati Sofyan Kaepa bahwa ritual adat Sasampe selain sebagai tanda ucapan syukur kepada Allah, acara ini juga menjadi momentum sangat baik sebagai ajang siraturahim antara dua kabupaten Banggai Laut dan Banggai Kepulauan. Lebih detail di tautan
“Semoga ritual ini bisa tetap di jaga dan dilestarikan karena semakin banyak kita bersyukur atas nikmat-Nya maka semakin bertambah nikmat itu dicucurkan Allah, SWT (al-Ayat, red) pada kita. Bagitu kira-kira yang bisa saya kutip, utus,” pungkas Ojeng. (Sbt)