READNEWS.ID, BALUT – Kepala desa Tinakin Laut diduga menyelewengkan anggaran Dana Desa.
Kasus ini sebenarnya sudah cukup lama dikeluhkan bahkan telah dilaporkan ke institusi berwenang.
Namun hingga kini penanganannya belum ada titik terang.
Adalah Daeng Sattu, salah seorang warga Desa Tinakin Laut mengatakan, setidaknya sejak tahun 2022, dia dan sejumlah warga yang peduli telah berupaya meminta penjelasan dan pertanggungjawaban sang Kades, baik secara internal melalui forum Musyawarah Desa maupun dalam bentuk pengaduan di tingkat Kecamatan hingga ke pemerintah Kabupaten tapi berbagai usaha tersebut seakan menemui jalan buntu.
Keluhan itu disampaikan Daeng Sattu saat bertemu awak “Readnews” Rabu siang (4/10) kemarin.
“Kami sudah ke Kecamatan, ke Inspektorat bahkan sudah ada laporan masuk ke Kejaksaan dan diterima secara resmi. Pernah juga saya bersama warga Tolokibit dan Gonggong menghadap pak Kajari mempertanyakan kelanjutan penanganannya tapi yaah.., kayak begitu-begitu saja,” ungkapnya.
Kepada media ini, Daeng Sattu yang ditemani seorang warga lainnya menumpahkan uneg-uneg.
“Kejadian bermula pada pertengahan tahun 2019. Saat itu kades Tinakin Laut berinisial DA mencanangkan program pembangunan Gedung Serba Guna dengan anggaran kurang lebih 1,2 Milyar Rupiah,” katanya memulai pembicaraan.
Menurutnya, sejak awal proyek itu memang sudah jadi perdebatan. Banyak warga menilai, keputusan DA tak bijak mengingat anggaran pembangunan gedung sebesar itu dengan Dana Desa yang terbatas tentunya akan menguras kas desa yang berimbas pada minimnya anggaran pemberdayaan masyarakat.
Tapi keputusan sudah dibuat, sang Kades tetap kukuh dan rakyat Tinakin Laut hanya bisa pasrah.
Dilalahnya, proyek prestisius yang proses pembangunannya dibuat dalam dua tahap dan dijadwalkan bakal tuntas pada Desember 2020 itu, ternyata mangkrak…!
Hingga akhir tahun itu, penampakan fisik bangunan baru pada pengecoran lantai, susunan bata tembok dan pengecoran Ringbalk.
“Belum diatap, tembok belum diplester apalagi dicat. Bahkan sampai akhir masa jabatannya tahun 2023 ini, diperkirakan capaian progress realisasi fisik bangunan itu baru dikisaran 60 sampai 70%,” ungkap Daeng Sattu.
Tentu saja sebagai warga Tinakin Laut, dirinya merasa khawatir dengan cara-cara kepala desa mengelola program. Berbagai spekulasi dan prasangka buruk berseliweran dibenaknya.