READNEWS.ID, PALU – Dinamika politik di Sulawesi Tengah semakin meningkat seiring dengan mendekatnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur untuk periode 2024-2029. Hasil dari berbagai survei menunjukkan bahwa kandidat dari masing-masing pasangan calon (paslon) saling mengklaim memiliki tingkat elektabilitas tertinggi.
Pemilihan gubernur tahun ini diikuti oleh tiga paslon, yakni Ahmad Ali/Abdul Karim Aljufri (Beramal), Anwar Hafid/Reny Lamadjido (Berani), dan petahana Rusdy Mastura/Sulaiman Agusto (Cudy-SAH).
CEO Lembaga Survei ARCHY Research and Strategy, Mukhradis Hadi Kusuma, mengungkapkan bahwa ketiga pasangan calon tersebut telah memiliki basis pendukung yang solid. Meski begitu, hasil survei memperlihatkan adanya kemungkinan pergeseran suara yang bisa mempengaruhi hasil akhir pemilihan.
“Dari pengamatan lembaga survei kami, ada potensi perubahan dalam preferensi suara. Pergeseran ini akan sangat menentukan jumlah suara yang diperoleh oleh setiap pasangan calon. Oleh karena itu, baik petahana Rusdy Mastura maupun paslon Ahmad Ali dan Anwar Hafid harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk meraih simpati publik,” ungkap Mukhradis dalam wawancara di Palu, Jumat (11/10/2024) malam.
Mukhradis menjelaskan, pemilih dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama, yaitu pemilih tradisional, silent majority, dan mereka yang sudah menentukan pilihannya. Ketiga kelompok ini memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil pemilihan yang dijadwalkan pada 27 November mendatang.
“Pemilih tradisional cenderung mendukung Rusdy Mastura karena ia memiliki jaringan kuat di masyarakat tradisional. Mereka cenderung setia dan kecil kemungkinan untuk berpindah dukungan, sehingga ini menjadi keuntungan tersendiri bagi petahana,” jelas Mukhradis.
Selanjutnya, ia menyoroti kelompok silent majority, yang sulit diprediksi. Namun, kelompok ini memiliki kemampuan untuk mengubah hasil pemilu jika mereka memutuskan untuk memilih dalam jumlah besar.
“Ketiga paslon berusaha keras untuk menarik suara dari kelompok ini, karena mereka bisa menjadi penentu utama dalam pemilu,” tambahnya.
Kelompok terakhir adalah pemilih yang sudah menentukan pilihannya. Dukungan kepada setiap paslon relatif merata, baik kepada pasangan Ahmad Ali/Abdul Karim Aljufri, Anwar Hafid/Reny Lamadjido, maupun Rusdy Mastura/Sulaiman Agusto.
Hasil survei terbaru menunjukkan petahana Rusdy Mastura masih memimpin dengan elektabilitas sebesar 28,6 persen, diikuti oleh Ahmad Ali dengan 26,9 persen, dan Anwar Hafid dengan 21 persen.
“Perbedaan angka dukungan ini sangat tipis, dan pergeseran suara menjelang pemilihan bisa menjadi faktor penentu,” kata Mukhradis.
Ia juga menekankan pentingnya paslon non-petahana untuk fokus meraih dukungan dari kelompok silent majority dan pemilih yang masih bimbang, mengingat waktu yang tersisa sebelum pemilihan semakin singkat. Kreativitas dalam menarik pemilih baru akan menjadi kunci kemenangan.
Mukhradis memprediksi bahwa salah satu kandidat bisa memperoleh suara hingga 37-38 persen, mengingat selisih dukungan yang sangat tipis. Ia juga mengingatkan bahwa tim hukum setiap paslon perlu bersiap menghadapi kemungkinan sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK) jika hasilnya sangat ketat.