Bahkan, jumlah orang yang menonton debat capres yang disiarkan secara langsung itu pun cenderung sedikit dibandingkan dengan total pemilih 204 juta orang.
“Jadi dilihat dari pengaruhnya terhadap elektabilitas pasangan. Kalau kita bandingkan, sebelum debat dan setelah debat itu perubahannya tidak banyak, tidak signifikan,” ucap Saiful, (Rabu 13/12/2023).
Di sisi lain, Direktur Algoritma Research and Consulting sekaligus dosen ilmu politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menilai debat capres masih dapat mempengaruhi masyarakat yang mencari kejelasan terkait program yang diusung masing-masing paslon.
“Karena dugaan saya itu akan bisa merubah keadaan dalam elektabilitas capres-cawapres,“ ungkap Aditya.
Ditempat terpisah, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aiman Witjaksono, mengatakan debat menjadi kesempatan bagi paslon untuk meningkatkan elektabilitas.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra, menilai debat capres-cawapres tidak akan membuat banyak perubahan terhadap elektabilitas para calon.
Sedangkan Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies-Muhaimin, Angga Putra Fidrian, mengatakan debat capres-cawapres berpotensi meningkatkan suara 5-6%, namun upaya kampanye di lapangan masih lebih berpengaruh pada elektabilitas.
Berdasarkan info jadwal debat yang Readnews.id dapatkan, Debat capres-cawapres yang di selenggarakan KPU RI masih akan berlangsung pada 22 Desember 2023. Sementara itu, debat ketiga dan keempat diselenggarakan pada tanggal 7 dan 21 Januari 2024 dan debat terakhir akan dijadwalkan pada tanggal 4 Februari 2024.
Debat capres akan dilangsungkan tiga kali, sedangkan debat cawapres dua kali. Walau begitu, pasangan capres/cawapres harus hadir pada lima kesempatan debat itu. Adapun tema debat pertama meliputi pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. (AHK)