-
Daerah Irigasi (DI) Kodina, Kabupaten Poso
Pembangunan Bendung Kodina yang sempat dimulai pada tahun 1996 terhenti akibat kerusuhan, sehingga 45 km saluran irigasi belum terselesaikan. Daerah ini memiliki potensi untuk melayani 5.500 hektare lahan di 13 desa, namun keterbatasan air irigasi menyebabkan alih fungsi sawah menjadi perkebunan dan hasil panen padi hanya 1–1,5 ton per hektare per tahun. -
Daerah Irigasi (DI) Binsil, Kabupaten Banggai
Irigasi Binsil direncanakan dibangun di Kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai, dengan memanfaatkan Sungai Malik yang memiliki debit rencana 3 m³/detik dari potensi 9 m³/detik, dan akan melayani area seluas 1.200 hektare di empat desa. -
Daerah Irigasi (DI) Meko, Kabupaten Poso
Irigasi Meko direncanakan untuk melayani area hingga 2.300 hektare di lima desa dengan rencana pembangunan saluran pembawa sepanjang 27 km dan saluran pembuang sepanjang 7 km, serta pembangunan bangunan pengatur dan pelengkap lainnya yang belum terealisasi hingga saat ini. -
Daerah Irigasi (DI) Karaopa, Kabupaten Morowali
Terletak dekat kawasan industri di Kabupaten Morowali, daerah ini memerlukan peningkatan saluran irigasi eksisting untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi pekerja industri dengan target perluasan layanan dari 2.400 hektare menjadi 3.200 hektare, berdasarkan hasil studi pengembangan pada tahun 2018. -
Daerah Irigasi (DI) Sausu-Torue, Kabupaten Parigi Moutong
DI Sausu merupakan irigasi teknis kewenangan pemerintah pusat, sedangkan DI Torue berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi. Kedua lokasi berada pada sentra produksi padi Kabupaten Parigi Moutong dengan total luas sawah mencapai 10.475 hektare.
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah menyampaikan bahwa pemerintah pusat akan melakukan tindak lanjut secara terukur dan sesuai prioritas nasional dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur irigasi di Sulawesi Tengah, guna mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional secara berkelanjutan.