Negara ini, sudah merdeka cukup lama. Juga, para pejuang telah melewati proses perjuangan dengan berkorban nyawa dan darah. Mungkin, tak akan ada yang rela untuk mengulang kembali masa-masa penjajahan itu.
Lanjut Kapoldasu, 11 jam menguasai Benteng Huraba ini, merupakan rekor terlama bagi Belanda yang memiliki banyak hal. Padahal saat itu, dari sisi persenjataan dan pasukan, Belanda jauh lebih banyak dari pejuang Indonesia.
“Dan tak bisa kita pungkiri, Belanda bisa sampai di Benteng ini, karena adanya peran pengkhianat. Dan itulah yang harus kita kelola hari ini. Bahwa yang harus kita besarkan adalah para Pahlawan, bukan pengkhianatannya,” ajaknya.
Usai melaksanakan Upacara, Irjen Agung melanjutkan acara ramah tamah bersama masyarakat sekitar Benteng Huraba. Di sana, Irjen Agung juga memberikan tali asih secara simbolis, ke para Tokoh, masyarakat, keluarga veteran, Lansia, dan anak yatim.
Bermanfaat Bagi Orang Lain
Menurut Kapoldasu, sebagai bangsa yang merdeka, kiranya generasi Indonesia saat inu, harus bisa memaknai kehidupan dengan mengisi dan melanjutkan perjuangan di bidang masing-masing. Khususnya yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Kapoldasu menegaskan, bahwa TNI-Polri dan seluruh masyarakat tidak akan ada pernah matinya. Baginya, inilah sejatinya bangsa Indonesia. Kapoldasu berpesan, dalam mengisi kemerdekaan ini, tidak bisa dilalui dengan santai-santai.
“Setiap anak bangsa harus mengisi kemerdekaan dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi yang lain. Termasuk bagi kita semuanya, para pejabat dan pemangku kepentingan harus terus memberikan manfaat terbaik ke masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya, mewakili Forkopimda Tabagsel, Bupati Tapsel, Dolly Pasaribu, dan Pj Bupati Padang Lawas Utara, Patuan Rahmat Syukur P Hasibuan, mengulosi Kapoldasu.
Selain itu, Forkopimda Tabagsel juga mengulosi Dansat Brimob Poldasu, Kombes Pol Rantau Isnur Eka. Para Tokoh Tabagsel, juga menyambut kedatangan Kapoldasu dengan adat khas Batak Angkola.
Sejarah Singkat
Menurut informasi dari berbagai sumber, 75 tahun silam, Inspektur Kelas I Mayor Mas Kadiran, memimpin pertempuran di Benteng Huraba. Mayor Mas Kadiran yang saat itu menjabat Komandan Keresidenan Tapanuli yang bertempat di Panyabungan, Mandailing Natal, bersama TNI, dan masyarakat bertempur dari agresi Belanda.
Selain Mayor Mas Kadiran, nama Pahlawan lain seperti, Mayor Bejo, juga terukir sebagai pejuang melawan agresi Belanda dalam peristiwa bersejarah di Monumen Benteng Huraba ini. Di Monumen Benteng Huraba, juga terdapat dua meriam bernama Simanis dan Lucsim.